Kota Bima, Bimakini.com.- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Nasional Mahasiswa dan Kepemudaan Indonesia (Aliansindo) Bima, Senin (7/5), kembali mendesak para pedagang dan pemilik usaha segera menyetabilkan harga barang. Sejak isu rencana penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), harga terus merangsek naik.
Padahal, menurut mereka, rencana penaikan BBM sudah dibatalkan meski untuk sementara waktu. Namun, harga barang dan berbagai kebutuhan tetap saja melonjak. Imbasnya, masyarakat kecil di Kota dan Kabupaten Bima yang sebagian besar adalah petani semakin tercekik karena harga barang semakin tidak terjangkau.
Pimpinan Aliansindo Bima, Burhan, menuding melonjaknya harga tersebut disinyalir propanganda dan monopoli yang dilakukan pemilik modal besar sebagai upaya untuk menguasai pasar. Hal itu terbukti dari tingginya harga barang yang melebihi standar harga satuan barang pada yang ditetapkan dalam surat edaran pemerintah.
“Dalam Surat Edaran Nomor 350 Tahun 2011 sudah ditetapkan semua harga satuan barang, tetapi para pemilik modal sama sekali tidak mengacu pada standarisasi harga itu,” jelasnya.
Setelah diinvestigasi, ungkapnya, 50 persen barang di pasar raya Bima naik, seperti semen, cat, pupuk, obat, besi, pipa, oli, paku dan sejumlah barang lainnya. Padahal, ketetapan harga yang ditentukan oleh pemerintah sudah termasuk harga trasportasi, tetapi para pedagang harga penetapan sendiri.
Jika dalam tiga hari harga tidak distabilkan, Burhan mengancam akan menggelar operasi pasar untuk menindak para pemilik modal yang memonopoli pasar. Hal itu dilakukan untuk memerjuangkan nasib dan kesejahteraan masyarakat yang kini sedang tercekik.
Pantauan Bimakini.com, saat itu massa berkonsentrasi di perempatan jalan utama pasar raya Bima menuju terminal Dara. Orasi lalu dilanjutkan di perempatan jalan supermarket Lancar Jaya. Massa dikawal ketat oleh aparat Kepolisian hingga aksi tersebut usai.
Aksi itu menyebabkan sejumlah toko yang berada di sekitar areal aksi terlihat tutup lebih awal dari hari biasanya.
Sebanyak 300 personel ditambah 2 Satuan Setingkat Kompi (SSK) Brimob disiagakan untuk mengamankan aksi massa itu. Pengamanan itu dilakukan pada dua titik, yakni areal Pertamina Bima dan pasar raya Bima. Dua titik itu awalnya direncanakan sebagai tempat konsentrasi massa, tetapi hanya berlangsung di areal pasar saja.
Kapolres Bima Kota, AKBP Kumbul Kusdwijanto Sudjadi S.IK, SH, menjelaskan pengamanan di areal Pertamina memang lebih diperketat, karena merupakan titik vital. Apalagi, isu yang ingin diangkat berbeda dengan di areal pasar yakni berkaitan dengan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun, saat itu tidak dijelaskannya dari mana massa yang ingin beraksi itu.
Pantauan Bimakini.com, sejak pukul 07.30 Wita para aparat Kepolisian Polres Bima Kota dibantu Satuan Brimob mengamankan areal Pertamina hingga pukul 12.30 Wita. Di antara mereka ada yang dilengkapi dengan gas air mata dan satu unit kendaraan water canon juga disiagakan. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
