Kota Bima, Bimeks.- Mahasiswa yang tergabung dalam Front Rakyat Menggugat (FRM), Selasa (1/5), berunjukrasa memeringati Hari Buruh Internasional, 1 Mei. Aksi itu dipusatkan di perempatan Bulog Bima dan depan gedung DPRD Kabupaten Bima. Aspirasi komunitas buruh disuarakan.
Selain berorasi, saat itu mahasiswa menghadang setiap mobil plat merah yang melewati jalan. Seperti dialami mobil plat merah EA 45 S yang melintas. Saat itu mobil dinaiki massa dan atapnya diinjak.
Untungnya, aksi itu cepat dihalau oleh anggota Kepolisian dan tidak menimbulkan kerusakan pada mobil.
Massa menilai hingga tahun ketiga masa pemerintahan SBY-Budiono belum mampu memenuhi janji-janjinya untuk mewujudkan kesejehteraan, keadilan, dan demokratisasi. Alih-laih kesejahteraan, justru yang lahir adalah kebijakan yang secara esensial bertentangan dengan kehendak dan kepentingan objektif rakyat.
Mereka menyatakan politik upah murah yang diterapkan di Indonesia untuk menarik investor asing, merugikan, menyulitkan kehidupan kaum buruh. Selain itu, melahirkan persoalan kemiskinan malah meluas.
“Untuk itu kami mendesak pemerintah agar segera menaikan upah buruh, membatasi investor asing masuk sehingga kapitalisme tumbuh subur dan segera memberikan Jamsostek kepada semua buruh,” ujar Koordinator Lapangan, Fesardin.
Katanya, di tengah iklim persaingan global, pendulum kebijakan ketenagakerjaan semakin menjauh dari posisi melindungi buruh, melahirkan politik upah murah, belum ada kebijakan politik pemerintah untuk enguasaan terhadap sektor-sektor industri yang dapat menguasai hajat hidup orang banyak, khususnya bagi kesejahteraan kaum buruh.
Beberapa isu laiinya juga yang disuarakan yakni menolak Rancangan Undang-Undang Perguruan Tinggi, menolak standarisasi nilai kelulusan ujian sekolah, mewujudkan pendidikan gratis, dan menasionalisasi aset-aset asing untuk kesejateraan rakyat. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
