Kota Bima, Bimakini.com.- Dugaan rekayasa masa pengabdian pegawai honor yang lulus kategori satu (K1) di Madrasyah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bima masih hangat dibincangkan. Kini muncul lagi isu baru. Di internal kantor Kemnag Kota Bima, diduga dari enam tenaga honor K1 yang lulus, empat di antaranya dipertanyakan. Pada salahsatu Kantor Urusan Agama (KUA), juga ada tiga orang yang dicurigai. Demikian satu orang pada MTs.
Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan, mereka masuk pada tahun 2006 dan 2007. Bahkan, ada yang masuk pada tahun 2008, namun lulus dalam formasi K1.
Benarkah “data remang-remang” itu membelit sejumlah pegawai honor di internal Kantor Kemnag Kota Bima dan instansi/sekolah di bawahnya? Kepala Kemnag Kota Bima, Drs. H. Syahrir, M.Si, melalui pesan singkatnya tidak menjawabnya secara jelas. Hanya saja, diisyaratkannya seluruh tenaga honor yang lulus K1 yang memanipulasi data akan direkomendasikan dibatalkan.
Dalam pesan singkatnya pula, Syahrir hanya menjawab “begitu keadaannya” saat dimintai pengakuan keberadaan tenaga honor K1 yang diduga bermasalah di Kantor yang dipimpinnya.
Akademisi FKIP Universitas Mataram (Unram), Dr. Syachruddin, menilai Kemnag diduga hendak “cuci tangan” dan “mengambing-hitamkan” MAN 2, padahal MAN 2 yang hanya bagian terkecil dari Kemnag.
Dia juga menduga persoalan itu sengaja disembunyikan atau berupa sandiwara, karena sangat aneh dalam rumah tangga MAN yang berupakan bagian terkecil dari Kemnag bisa dilihat masalah K1, sedangkan dalam rumah-tangga sendiri tidak mampu dilihat. Dia kecewa makin banyaknya tenaga honor yang lulus K1, namun diduga bermasalah. Apalagi, dalam lingkup Kemnag sebagai lembaga yang ditauladani.
“Saya heran, kok yang diluar bisa ditemukan sementara didalam rumah sendiri tidak bisa dilihat, anehnya lagi yang melihatnya adalah rekan-rekan wartawan. Saya kira ini bentuk kemunafikan yang harus dibasmi,” ujarnya Minggu (20/5) melalui telepon seluler.
Dikatakannya, dalam lembaga itu ada Bagian Kepegawaian, seharusnya Kepala Kemnag bisa mengonfirmasi silang melalui absensi. Kepala Kemnag harus jujur, apa lagi lembaga itu semestinya diteladani. “Saya kira masalah ini terus ditelusuri, siapa tahu semuanya bermasalah, saya tidak menyangka akan ada penambahan K1 yang bermasalah apa lagi dalam tubuh Kemnag sendiri,” katanya. (BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
