Kota Bima, Bimakini.com.- Bambang Siswanto (16), pelajar kelas tiga SMPN 8 Kota Bima, tewas menabrak tiang listrik, Minggu (20/5) lalu. Peristiwa naas itu terjadi di tikungan sekitar Ama Hami ekitar pukul 03.00 Wita. Saat itu, korban menonton balapan liar di ruas jalan Ama Hami.
Saat ada anggota Kepolisian yang membubarkan, lari ketakutan menggunakan sepeda motor jenis Yamaha Jupiter MX. Kemarin, keluarga korban mendatangi Polres Bima Kota untuk meminta klarifikasi.
Paman korban, Abdul Wahid, S.Sos, Bambang bersama rekannya ikut menonton balapan liar di ruas jalan Ama Hami, Minggu dini hari. Saat anggota Kepolisian datang ke lokasi untuk membubarkan balapan, korban ikut lari ketakutan.
Masih menurut paman korban, saat itu dia lari ke arah Lawata untuk mengamankan diri. Namun, tepat di tikungan sekitar Ama Hami menabrak tiang listrik dan tewas di tempat. Meski sempat dibawa ke Puskesmas Paruga, tetapi nyawanya sudah tidak tertolong.
Katanya, kedatangannya ke Polres Bima Kota untuk menanyakan dugaan lain penyebab meninggal korban. Dua orang rekan korban juga diperiksa oleh penyidik untuk dimintai keterangan sebagai saksi.
Informasi yang diperoleh dari kedua rekannya, sempat dikejar oleh seseorang menggunakan sepeda motor. Dugaan kuat rekan korban, Ebi dan Alamsyah, seseorang yang mengejar korban hingga lari ketakutan dan menabrak tiang listrik yakni oknum anggota Kepolisian yang tidak berseragam.
“Untuk itulah kami datang menanyakan kebenaran informasi itu dan memastikan penanganan pihak Kepolisian atas meninggalnya Bambang,” jelas Kepala Desa Rite Kecamatan Ambalawi ini di Sat Lantas.
Katanya, informasi dari dua rekan korban sempat melihat Bambang dikejar oleh seseorang yang berpenampilan seperti Polisi menggunakan sepeda motor. Hal itulah yang menguatkan dugaan bahwa korban tewas karena ada sebab lain, bukan murni kecelakaan.
“Kami sudah tanyakan kepada Polisi katanya kasusnya dalam penyelidikan dan jika memang ada indikasi lain maka akan diserahkan kepada Sat Reskrim untuk ditangani lebih lanjut,” jelasnya.
Ayah Korban, H. Usman, merasa sangat kehilangan anak semata wayangnya itu, apalagi selama ini selalu berperilaku baik dan tidak pernah terlibat masalah. Sejak sekolah memang anaknya tinggal dengan keluarganya di Kelurahan Penatoi.
Kasat Lantas Polres Bima Kota, IPTU, Indra AP Putra, yang dikonfirmasi membenarkan tewasnya pelajar SMP itu. Namun, belum bisa memastikan penyebab kematian korban karena dua saksi yang merupakan rekan korban masih dalam pemeriksaan. Apalagi, keduanya hanya melihat dari jauh saja saat korban lari ketakutan. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.