Bima, Bimakini.com.- Pembuatan cobek batu saat ini masih dilakukan di Desa Kore Kecamatan Sanggar Kabupaten Bima. Namu mereka membutuhkan bantuan peralatan dan pelatihan keterampilan.
Bagi masyarakat sekitar, usaha pembuatan cobek batu sangat prospektif dan bisa menjadi lapangan kerja menjanjikan. “Usaha ini bisa mengurangi pengangguran cukup banyak,” ujar pembuat cobek di desa setempat, Jamaludin.
Menurutnya, memakai peralatan sederhana yang dibuat sendiri, sekitar lima hingga tujuh cobek bisa dihasilkan setiap hari. Harga jual pun menjanjikan, yakni Rp20 ribu hingga Rp45 ribu/unit. “Kalau kita punya mesin, maka yang kita produksi bisa puluhan cobek setiap hari,” katanya di Sanggar, Kamis.
Diakuinya, peminat cobek batu bukan saja dari Bima, tetapi lebih banyak dikirim ke luar daerah seperti Sumbawa dan Lombok. Kebanyakan pembeli memborong dalam jumlah banyak. Selain bisa membut cobek, mereka juga kini mulai kebanjiran pesanan batu nisan dan ornamen bangunan. Hanya saja, karena terbatasnya peralatan, pesanan itu tidak bisa mereka penuhi. “Kalau bahan baku di sini sangat melimpah, yang dibutuhkan adalah alat mesin,” katanya.
Saat ini, di tempat tersebut terdapat sedikitnya 15 pembuat cobek dan batu nisan. Setiap hari melayani pesanan. Mereka mengaku usaha itu bisa menopang perekononian keluarga karena setiap hari bisa membawa pulang uang ratusan ribu rupiah.
Bila ditekuni serius, mereka bisa mengantarkan putra-putrinya mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi. “Dua putra saya telah lulus di Perguruan Tinggi berkat usaha ini,” kata Jamaludin yang telah menggeluti usaha itu sejak tahun 1986 ini.
Hanya saja, Jamaludin mengaku tidak melengkapi diri dengan masker penutup hidung dan mulut. Padahal, debu dari bekas pahatan batu bisa mengganggu kesehatan bila terhirup dalam waktu lama. (BE.14)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.