Kota Bima, Bimakini.com.- Sejumlah pemuda yang mengatasnamakan warga Rontu, Senin (14/5), berunjukrasa di depan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP-LB) di kelurahan setempat. Mereka memrotes proyek pembangunan sekolah tersebut karena dinilai tidak pernah disosialisasikan kepada warga setempat.
Tidak hanya itu. Warga memertanyakan transparansi penggunaan anggaran proyek pembangunan dengan item rehabilitasi perbaikan infrastruktur dari APBN Direktorat Pembinaan PK-LK Dikdas tahun 2012 senilai Rp200 juta tersebut. Pagu dana itu, diakui warga, hanya dipampang sebagai simbolis saja di depan sekolah.
“Ketika kami menanyakan rincian penggunaan anggaran itu kepada Kepala Sekolah mereka bilang masih disusun. Padahal, setahu kami proyek tidak mungkin berjalan jika tidak ada acuan rincian anggaran,” jelas warga, Arun.
Hal yang aneh lagi, jelasnya, pihak sekolah hanya memberitahukan pembangunan itu kepada RW01/RT03 saja, sedangkan RT dan warga lain tidak diinformasikan apa-apa. Pihak kelurahan juga yang menerima tembusan surat itu setelah ditanyakan justru menjawab tidak mengetahuinya.
Warga lainnya, Adhar, mengaku sejak proyek itu mulai dikerjakan telah mencoba meminta agar menyosialisasikannya kepada masyarakat lainnya, tetapi hingga kini belum ada inisiatif sekolah menggelar pertemuan. Dinas Dikpora Kota Bima yang berjanji menginformasikan kepada warga juga belum memenuhinya.
“Kami tidak segan-segan memboikot proyek ini dan menghancurkan gedungnya jika warga tidak dihargai serta dilibatkan,” ancamnya.
Kepala SMP-LB, Jainuddin, S.Pd, yang dihungi sola keluhan warga mengaku memang baru hanya menyurati Lurah dan RW01/RT03 saja yang berhubungan langsung dengan wilayah tersebut. Mereka dianggap sudah cukup mewakili warga. Katanya, tidak mungkin disosialisasikan dari rumah ke rumah.
“Jalur administrasi sebagai prasyarat kan sudah kita tempuh dan saya rasa itu sudah cukup, karena kita hanya pelaksana pembangunan saja. Mengenai sosialisasi saya kira mungkin kelurahan yang berwenang,” ujarnya di Kelurahan Rontu.
Sorotan terhadap tidak transparansnya rincian anggaran belanja (RAB), dibantahnya. Dia menilai tidak mungkin suatu proyek pembangunan bisa dikerjakan jika tidak ada RAB sebagai acuan. Namun, tuntutan warga akan tetap dikomunikasikannya kepada Dinas Dikpora yang membawahi langsung.
Lurah Rontu yang dikonfirmasi saat itu tidak berada di kantor. Sekretaris Kelurahan Rontu, Ruslan, yang dihubungi mengaku tidak mengetahui persoalan yang dikeluhkan warga, karena tidak pernah diinformasikan oleh Lurah.
“Mungkin bisa menanyakan langsung hal itu kepada Lurah saja, karena saya tidak tahu masalah tersebut,” ujarnya.
Usai berorasi dan menyampaikan pendapatnya di depan SMP-LB, warga melanjutkan aksi di depan kantor Kelurahan Rontu. Aski itu berlangsung damai dan dikawal pihak Kepolisian. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
