Bima, Bimakini.com.-Petani kopi pada eks perkebunan kopi Belanda di Desa Sori Bura Kecamatan Tambora Kabupaten Bima mengeluhkan kerusakan akses jalan ke ibukota kecamatan atau ke jalan raya terdekat. Kondisi itu menyebabkan nilai jual kopi rendahnya dan tidak ada pembeli yang ke lokasi perkebunan.
Kepala Desa Sori Bura, Wahyudin, mengaku telah berulangkali melaporkan kerusakan jalan ke lokasi itu, namun belum ada respons memadai dari Pemerintah Daerah. Meski ada penggusuran untuk pelebaran jalan, namun belum sampai ke perkampungan dan kebun kopi warga. “Kita akui ada perbaikan jalan, namun belum sampai ke wilayah desa,” ujarnya di Tambora, Senin (21/5).
Akibat kerusakan jalan itu, diakuinya, harga jual kopi sangat rendah. Karena akses jalan rendahnya layak, tidak ada pedagang pengumpul yang berani datang membeli kopi. Kalaupun ada yang datang mereka akan menawar rendah. “Karena warga tidak memiliki alternatif lain, maka warga pun menjualnya meski dengan harga rendah,” ujar Wahyu.
Bila harga kopi di pasaran senilai Rp20 ribu per kilogram (Kg), maka harga jual di tingkat petani hanya Rp10 ribu hingga Rp15 ribu/Kg. Nilai jual kopi yang rendah menyebabkan kesejahteraan petani tidak beranjak lebih baik, karena biaya tidak bisa menutupi biaya produksi dan kebutuhan sehari-hari.
“Biaya pemeliharaan kopi tinggi, sehingga nilai jual sekarang tidak mampu memerbaiki taraf hidup petani,” ujarnya.
Wahyu menambahkan untuk menanggulangi persoalan harga kopi yang selalu merugikan petani, saat ini sedang mengupayakan menjual dalam bentuk kemasan berupa bubuk. Hal ini kemungkinan akan bisa meningkatkan nilai jual kopi petani, karena telah diproses dalam bentuk bubuk. “Kita telah laporkan ini ke anggota DPRD Provinsi NTB untuk membantu dalam pengadaan alat yang dibutuhkan petani,” ujarnya.
Selain itu, untuk membantu petani dalam menjaga stabilitas harga jual kopi akan dibentuk koperasi yang akan menampung. “Melalui koperasi kita akan bisa membeli kopi petani dengan harga wajar dan menuntungkan bagi petani,” katanya.
Saat ini, sekitar 328 KK petani kopi di Sori Bura yang mengelola sekitar 715 hektare tanaman kopi di kaki gunung Tambora. (BE.14)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
