Kota Bima, Bimakini.com.-Ketua Persaudaraan Muslimah (Salimah) Kota Bima, Dr. Hj. Early, M.MARS, mengatakan saat ini masih banyak wanita yang kurang memahami dan tentang kesehatan reproduksi. Padahal, soal itu merupakan ancaman serius bagi wanita yang hidup di alam modern ini. Pola hidup sehat adalah satu di antara cara untuk mengatasi gangguan kesehatan reproduksi.
Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara dalam kegiatan kajian rutin Salimah Kota Bima di Masjid Raya Baitul Hamid, Minggu (6/5) lalu.
Menurutnya, persoalan mendasar yang menjadi momok mengenai reproduski wanita adalah kanker rahim dan kanker payudara. Hingga saat ini ilmu kedokteran belum bisa memberikan jawaban pasti penyebab terjadinya kanker itu. Namun, diperkirakan penyebabnya bermacam macam bersifat risiko seperti faktor kegemukan atau obesitas, konsumsi lemak yang berlebihan juga penggunaan hormon tertentu. “Faktor keturunan atau genetik juga menjadi penyebab munculnya kanker payudara,” urainya.
Gejala yang bisa dirasakan jika terindikasi terkena kanker payudara adalah benjolan kecil pada payudara, eksema atau erosi pada puting dan keluarnya cairan. Pencegahannya, menurut Early, dilakukan dengan primer melalui upaya menghindari faktor risiko dengan pola hidup sehat. Kemudian pencegahan sekunder. pencegahan tersier dilakukan pada wanita yang telah dinyatakan positif menderita dengan operasi atau kemoterapi. “Gaya hidup yang salah menjadi salahsatu pemicu wanita terkena kanker payudara dan kanker rahim,” ujarnya.
Katanya, makanan yang berlemak, kurang serat dan banyak menganduk bahan pengawet ditambah kurang berolahraga menjadi pemicu timbulnya masalah reproduksi wanita. Bagi para remaja putri disarankan mendeteksi dini terhadap kemungkinan gejala dua penyakit itu. Melalui pengenalan dini, maka upaya pencegahan bisa lebih awal dilalukan sehingga faktor risikonya pun rendah. “Juga biayanya akan lebih murah dibanding jika dilakukan pengobatan setelah kanker mulai membesar dan menyebar,” pungkasnya.
Sekretaris Salimah Kota Bima, Nurul Asih Kurniati, S.Pi, mengaku kegiatan itu merupakan agenda rutin untuk menyuluh berbagai hal terutama masalah kontemporer pada wanita. “Tema kajiannya bukan semata masalah kesehatan, tetapi juga fiqih, ibadah dan muamalat, budaya, sosial, hukum dan lainnya,” ujarnya di Penaraga. (BE.14)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
