Kota Bima, Bimakini.com.- Kapan Masjid Agung Al-Muwahidin Kota Bima dirampungkan? Belum ada kepastian. Masih tumbangnya lafaz Allah di ujung kubah masjid itu, kian menambah buncahan pertanyaan umat Islam. Demikian juga yang dirasakan akademisi STIT Sunan Giri Bima, Drs. Taufiqurrahman, M. Pd.
Taufiqurrahman menilai, hal utama yang mendesak dilakukan adalah merombak panitia pembangunan yang selama ini hanya didominasi mantan pejabat teras/pensiunan PNS. Kemudian memberi peran lebih kepada para pengusaha muda Muslim.
Beberapa hari lalu, katanya, akademisi Ilham, M.Pd, menawarkan solusi untuk membangun itu dengan sikap kebersamaan antara pemerintah dan seluruh masyarakat Bima. Menurutnya, tawaran itu memang penting, tetapi yang paling utama adalah perombakan panitia pembangunan yang selama ini hanya didominasi mantan pejabat teras/pensiunan PNS Pemkab dan Pemkot Bima.
Katanya harus disadari ketika seseorang telah memasuki masa pensiun, sangat tidak tepat lagi untuk diberikan tugas sebagai panitia yang notabene harus bekerja keras membangun fasilitas besar dengan dana bayak. “Apalagi, dana itu tidak diketahui dimana rimbanya untuk didapatkan,” ujarnya dalam pernyataan pers, Rabu lalu.
Nah, Taufiqurrahman punya solusi lain. Katanya, sebaiknya panitia dipercayakan kepada pengusaha atau pebisnis muda yang berkompeten. Mereka jumlahnya banyak dan bias diharapkan dukungannya. Tetapi, sangat disayangkan, panitia pembangunan selama ini hanya dijabat pensiunan PNS. Mereka memang bagus pada zamannya tetapi setelah pensiunan dan bukan kalangan pengusaha, maka kemampuan mencari solusi untuk mengumpulkan dana pembangunan MR menjadi terbatas.
Menurutnya, jika memang mau membangun masdjid megah dan penyelesaiannya lebih cepat, maka potensi tenaga muda harus berani dimanfaatkannya. “Untuk memercepat pembangunan masjid itu, harus ada keberanian menampilkan tokoh-tokoh muda yang memang berjiwa bisnis,” katanya.
Disamping memerankan para pebisnis muda katanya, bisa diambil beberapa akademisi muda cermerlang. Peran mereka juga penting sebagai penyeimbang para pengusaha muda.
Diingatkannya, selama masih seperti ini, tanpa memerankan pebisnis muda Muslim, maka keberadaan masjid itu bukannya bertambah megah yang akan dinantikan, tetapi sedikit demi sedikit kehancuran tulang-tulang beton dan balok-balok layang sekarang tinggal menunggu waktu. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
