Bima, Bimakini.com.- Sejak dua pekan lalu, air pasang atau banjir laut (rob) kembali menggenangi dan merusak tambak milik sejumlah petani bandeng di Kecamatan Woha. Mereka cemas, meskipun tidak lagi bandeng yang tersisa sejak dilabrak rob, bulan lalu.
Pemilik tambak asal Talabiu Kecamatan Woha, Hamzah, mengaku, akibat luapan banjir laut yang menggenangi empang, terpaksa mengurungkan niat menebar nener. “Kami kuatir setelah nener kami tebar, air pasang meluap seperti bulan lalu, sehingga kami rugi lagi,” katanya di Talabiu, kemarin.
Diakuinya, hampir seluruh petani tambak di Woha cemas dan menunda menebar nener, karena kuatir tambak dilabrak banjir laut. “Kemarin-kemarin sih kami sudah sempat membenahi tambak yang jebol karena luapan air laut, tapi sekarang jadi sia-sia lagi,” katanya.
Hamzah berharap instansi terkait segera mendata kerusakan tambak petani dan menyiapkan anggaran bencana untuk petani. “Kami juga heran sampai saat ini tidak ada perhatian atau rasa iba sedikit pun dari pemerintah daerah, padahal kalau di daerah lain pasti akan dipertikan minimal dikunjungi untuk mengobati perasaan kami,” katanya.
Pemilik tambak lainnya, Idris, mendesak Pemerintah Daerah segera mendata kerusakan tambak. Dia kecewa karena pemerintah sepertinya tidak mau mengetahui penderitaan rakyat. “Masa sampai saat sekarang inik tidak pernah didata, padahal sudah sering terjadi bencana seperti ini,” keluhnya.
Diakuinya, akibat cuaca yang tidak menentu, seluruh petani tambak mengurungkan niat menebar nener. “Kebanyakan petani sudah tidak punya modal lagi untuk beli nener dan perbaiki tambak yang rusak, makanya kami tidak tahu apa yang harus dilakukan,” katanya. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
