Bima, Bimakini.com.- Pelebaran jalan negara sepanjang sepuluh kilometer (Km) lebih dari Desa Ntori ke Desa Raba Kecamatan Wowo hingga Desa Sari Kecamatan SapeKabupaten Bima, terus dilakukan. Sejumlah peralatanberat,dalam sebulan terakhir menggali parit sekaligus pelebaran badan jalan. Pengerjaan itu, dimulai di perbatasan Desa Ntori dan Desa Maria Utara.
Pantauan Bimakini.com di lokasi, Rabu (23/5), pengerjaan penggalian parit, kemudian penggalian pelebaran jalan hingga memasukan material kerikil dan pengerasan sudah mencapai ujung Desa Maria. Pengguna jalan harus hati-hati,karena banyak material batu dan pasir menumpuk di pinggir jalan, sehingga badan jalan menjadi sempit.
Tidak hanya itu, tukang batu bekerja keras membangun drainase, suplai batu, semen, dan pasir terus dilakukan agar pelebaran jalan itu cepat selesai. Namun, pengerjaan jalan itu,kerap merusak perpipaan yang ada, sehingga air PDAM sering macet,karena bocor akibat penggalian bahu jalan.
Kepala Desa Maria Utara, Zunaidin, mengapresiasi percepatanpengerjaan pelebaran jalan itu.Namun, diharapkan saluran air harus diprioritaskan,karena kerusakan jalan selama ini kebanyakandisebabkan tersumbatnya saluran drainase, terutama saatmusim hujan.
“Bayangkan saja,mulai di depan rumah Usman Septi Jaya hingga menuju deker,banyak jalan negara dipenuhi bebatuan dan lumpur. Ini disebabkan tersumbatnya saluran air,” ujarnya saat menyaksikan penggalian bahu jalan Negara dekat perbatasan Desa Ntori-Maria Utara, Rabu.
Tidak hanya itu. Katanya, longsor tanah sepanjang jalan Negara juga disebabkan tidak dibuatkansaluran drainase yang memadai. Akibatnya,banjir gunung mengalir pada badan jalan dan mengikis tebing jalan hingga terjadi longsor. “Bahkan, kita lihat aliran banjir itu menghancurkan sebagian bahu jalan hingga mengikis badan jalan yang baru di-hotmix,” katanya.
Dia mengharapkan,pembangunan tanggul dan saluran air harus memadai agar jalan yang menghabiskan dana puluhan miliar itu bisa bertahan lama.
Hal senada dikemukakan Kepala Desa Maria, Annas H.Abbas. Pelebaran jalan ituberlangsung cepat, tetapi berdampak pada kerusakan pipa air minum. Apalagi, sebagian pipa yang ditanam tidak dalam, sehingga mudah bocor akibat terkena galian alat berat.
“Karena tidak ada kendala pengerjaan cepat dilakukan, meski warga harus bersabar karena air lidak lancar mengalir hingga ke rumah warga. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
