
Upacara Hardiknas di Kota Bima.
Kota Bima, Bimakini.com.- Upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di lapangan Merdeka, Rabu (2/5) pagi, berlangsung meriah. Upacara dipimpin Wakil Wali Kota Bima, H. A. Rahman, SE. Namun, upacara selama satu jam lebih itu diwarnai insiden pingsannya satu anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) Merah-Putih. Untungnya, insiden itu terjadi setelah bendera selesai dikibarkan dan beberapa saat sebelum upacara usai.
Anggota Paskibra perempuan yang berada di posisi tengah itu, langsung dikeluarkan oleh beberapa orang dan dibawa ke tempat teduh. Setelah itu diangkut menggunakan mobil karena masih pingsan. Melihat kondisinya diduga karena keletihan dan capek akibat terlalu lama berdiri. Meski begitu, upacara berlangsung lancar hingga usai.
Wakil Wali Kota Bima, H. A. Rahman, SE, menjelaskan peran dunia pendidikan sangat penting membangun peradaban bangsa yang didasarkan atas jatidiri dan karakter bangsa. Untuk itu, tema Hardiknas yakni bangkitnya generasi emas Indonesia sangat tepat.
Dikatakannya, tema itu sejalan dengan hakikat pendidikan yang diajarkan Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantoro. Untuk itu, peran stategis pembangunan bidang pendidikan untuk mewujudkan visi itu sangat penting.
Akan tetapi, sebaliknya bukan mustahil kesempatan emas seperti disebutkan dalam data kependudukan bahwa pada periode tahun 2010 hingga 2035 Indonesia dikaruniai potensi sumberdaya manusia berupa populasi usia produktif tersebut menjadi bencana bila tidak dapat mengelolanya dengan baik.
Namun, katanya, hal itu merupakan sesuatu yang baru pertamakalinya terjadi sejak Indonesia merdeka. Jika kesempatan emas itu dikelola dan dimanfaatkan maksimal, populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa itu akan menjadi bonus demografi berharga.
Dijelaskannya, pada periode tahun 2012 hingga 2035, Indonesia harus berinvestasi besar-besaran dalam bidang pengembangan sumberdaya manusia sebagai upaya menyiapkan generasi 2045 yakni periode 100 tahun Indonesia merdeka.
Oleh karena itu, ajaknya, harus menyiapkan akses seluas-luasnya kepada seluruh anak bangsa untuk memasuki dunia pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Perguruan Tinggi. Tentu perluasan akses tersebut harus diikuti peningkatan kualitas pendidikan, sekalipun dipahami bahwa pendidikan itu adalah sistem rekayasa sosial terbaik untuk meningkatkan kesejateraan, harkat, dan martabat. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
