Kota Bima, Bimakini.com.- Akademisi Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Mbojo Bima, Muhammad Irfan, M.Si, mengatakan saat ini kebanyakan pejabat menunjukkan loyalitas semu, tidak ada pejabat yang memang bekerja untuk rakyat. Dia memertanyakan pejabat yang mau mengabdikan diri untuk rakyat.
Dikatakannya, kalau mau mengangkat pejabat harus diverifikasi oleh rakyat agar lebih meyakinkan, karena mereka bertugas untuk mengurus rakyat. Mereka takut jabatannya dicopot. “Hanya Wali Kota yang bodoh saja yang mengangkat pejabat yang loyalitas sesaat, padahal loyalitas kepada rakyat yang diharapkan, jangan berikan peluang untuk obrak-abrik rakyat,” ujarnya melalui telepon seluler, kemarin, menanggapi aspek kedisiplinan pejabat yang hanya terlihat saat Wali dan Wakil Wali Kota terlibat dalam suatu kegiatan.
Akademisi Sekolah Tinggi Agama Islam Muhamadiyah (STAIM) Bima, Nasaruddin, MPd.I, mengatakan pejabat yang tidak menghadiri acara penutupan hanya ada tiga kemungkinan, yakni, sakit, dinas luar daerah maupun dalam daerah atau karena Wali Kota juga tidak hadir. Jika lantaran Wali Kota tidak hadir, itu sangat memalukan. Wali Kota harus bisa mengambil tindakan, karena ketidakhadiran para pejabata akan berdampak pada pencitraannya.
Dikatakannya, sebaiknya Wali Kota memilih bukan karena takut kepadanya, namun murni bekerja untuk rakyat dan selalu ada jika Wali Kota sedang dinas keluar daerah. “Saya kira ini sangat memalukan sekali, apalagi langsung ditegur oleh Ketua Baperjakat. Entah apakah ini yang Wali Kota ajarkan kepada para pejabatnya,” ujarnya Selasa (27/6) melalui telepon seluler.
Akademisi FKIP Universitas Mataram, Dr. Syachruddin, mengatakan sikap pejabat yang tidak mau hadir pada kegiatan mulia sejenis MTQ lantaran tidak ada Wali Kota menunjukkan ‘mental kerupuk’. Perilaku semacam itu sangat disayangkan, semestinya tidak takut kepada Wali Kota, melainkan Allah.
Katanya, sebaiknya Wali Kota memberi peringatan pejabat, sebab diduga mereka bekerja hanya jika Kepala Daerah ada, sebaliknya kalau tidak ada mereka ogah-ogahan. Dia mengharapkan para pejabat bisa membantu Wali Kota jika sedang dinas luar.
“Heran, kenapa sih takut sekali kehilangan jabatan. Apa mungkin hadir hanya mau setor muka saja biar kelihatan rajin dan jabatan aman, kalau demikian menurut saya sebaiknya kita mundur saja,” ujarnya.
Peringatan sekaligus sindiranPelaksana Tugas (PLT) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bima, Ir. Muhammad Rum, soal disiplin pejabat bisa dibilang ampuh. Buktinya, saat penutupan Musyabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Kecamatan Asakota, Senin (25/6) malam, hampir seluruh pejabat setempat, hadir. Pemandangan itu berbeda dengan penutupan MTQ Rasanae Barat, Minggu (24/6) malam lalu.
Para pejabat dari berbagai instansi hadir di arena dan berbaur dengan undangan lainnya. Entah karena ada Wali Kota atau karena dirangkai dengan kegiatan BBGRM.
Sebelumnya, di arena MTQ Rasanae Barat, Rum menyindir ‘tingginya antena’ para pejabat Pemkot Bima karena bisa mendeteksi keberadaan Wali Kota Bima yang sedang dinas luar daerah. (BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
