Bima, Bimakini.com.- Sejumlah warga, terutama Ibu Rumah- Tangga (IRT) pada sejumlah desa di Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, mengeluh. Masalahnya, sejak bulan lalu minyak tanah (Mitan) di wilayah setempat langka. Akibatnya, mereka terpaksa mengurangi kegiatan memasak.
Sebagian IRT mengaku terpaksa menggunakan kayu bakar, sebab jika Mitan sudah didistribusikan ke wilayah setempat, tidak memenuhi kebutuhan seluruh rumah-tangga. “Setiap minggu kami selalu mengantre hingga berjam-jam untuk dapat minyak, tapi belum tentu dapat harus nunggu minggu berikutnya dan itu belum tentu dapat lagi,” ungkap Hadneh, warga desa Mpuri, kemarin.
Diakuinya, kelangkaan Mitan tidak hanya terjadi di Mpuri, namun dialami juga di Campa dan Tonda. Jika tidak beralih menggunakan kayu bakar, sebagian warga tidak bisa memasak. “Kalau sudah pasti tidak dapat minyak, jadinya harus pakai kayu, syukur-syukur kalau kayu gampang didapat, tapi kalau tidak ada, nunggu kayu dulu,” katanya.
Keluhan yang sama juga diungkapkan Farida. Akibat Mitan di desa setempat langka, terpaksa membeli di Kota Bima. “Kalau sudah tidak dapat jatah, terpaksa saya suruh anak atau adik saya cari ke Kota Bima dari pada tidak makan,” katanya.
Farida mengharapkan Pemerintah Kabupaten Bima, terutama Disperindag, segera merespons kondisi itu, minimal menyiapkan operasi pasar Mitan. Meskipun langka, Mitan tetap dijual Rp3.500 per liter. “Kalau pakai kayu bakar, kami juga kuatir apalagi saat sekarang ini kondisi angin kencang,” katanya.
Pada bagian lain, kelangkaan Mitan juga dirasakan sejumlah ibu di desa Bajo Kecamatan Soromandi. Bahkan jika pun ada minyak dijual Rp5 ribu liter. “Rata-rata pangkalan dan kios jual lima ribu per liter, mungkin ingin segera kaya atau manfaatkan keadaan,” ujar Nurmi, warga setempat. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.