Kota Bima, Bimakini.com.- Pecatur yunior Kota Bima, Annisa Nabila Fahrudin dan Fachri, mengharumkan nama Kota Bima dalam lomba Olahraga Olimpiade Siswa Nasional (O2SN) di Asrama Haji Lombok Barat 18-21 Juni 2012. Fachri meraih juara kedua, sedangkan Annisa–akrab disapa Ninis–meraih juara ketiga pada olimpiade catur.
Bocah yang baru belajar catur sejak beberapa bulan terakhir ini, mampu merepotkan pemain yang sudah berlangganan di tingkat provinsi dan nasional. Seperti Tia Aprilia dari Lombok Timur. Bahkan, pada partai terakhir sempat merepotkan pecatur yunior terbaik NTB, Nurul Latifah, asal Kota Mataram.
Putri pasangan Fahrudin dan Endang Purwati ini, mampu mengoleksi 5,5 poin dari sembilan babak dan hanya terpaut setengah poin dari seniornya dari Kabupaten Bima, Fatimah Azzahra yang mengoleksi 6 poin.
Kiprah Ninis yang terus berlatih di Klub Benteng Putih ini, diapresiasi oleh Kepala SDN 29 Kota Bima, Drs. H. Mustamin. Bahkan, setiap bertanding, anak kedua dari Kepala Percetakan Bimakini.com ini, selalu mendapatkan dukungan dari sekolah.
Maka tidak heran, saat acara perpisahan siswa SDN 29 Kota Bima, nama Ninis mendapatkan doa khusus dari guru dan seluruh siswa agar berprestasi mengharumkan nama sekolah dan Kota Bima. “Saya bersyukur atas dukungan semua pihak sehingga anak saya mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat dan meraih prestasi. Saya tidak pernah membayangkan anak saya bisa bermain catur seperti itu,” ujar Ibu Ninis, Endang Purwati, di Kelurahan Tanjung Kota Bima, Kamis (21/6).
Saat menyaksikan anaknya bermain, kata Endag, hatinya deg-degan dan selalu menyemangati agar tampil tenang dan memahami langkah lawan. Dia heran anaknya mampu duduk berjam-jam dengan sabar meladeni permainan lawan yang berpengalaman.
“Bayangkan babak pertama sampai ketiga dimenangkan Ninis, tetapi babak IV kalah karena ada perubahan jadwal pertandingan. Namun, babak V dan VI berakhir seri, sedangkan babak ketujuh kalah, delapan Menang dan terakhir kalah,” katanya.
Saat bertanding melawan pecatur yunior terbaik NTB, katanya, anaknya berusaha meladeni lawan sekitar dua jam. Semua penonton memberikan dukungan, bahkan Nurul Latifah sempat tegang menghadapi uletnya Ninis. Tetapi, sayang permainan itu dimenangkan Latifah.
“Mental juara terlihat meski sempat ditekan Ninis dengan berbagai kombinasi permainan, tetapi mampu keluar dari tekanan dan memenangkan pertandingan,” kata ibu dua anak ini.
Hal senada dikemukakan ayah Ninis, Faruk. Keseriusan anaknya belajar baru tiga bulan terakhir, setelah Kejuaraan Daerah (Kejurda) di SMKN 2 Kota Bima, April lalu. Apalagi, merasakan kekalahan saat seleksi hingga menangis.
Dia tidak senang karena kekalahan itu karena lawan yang dihadapinya sering dikasih tau oleh orang tuanya, sehingga seakan dia harus melawan dua pecatur sekaligus.
Dari pengalaman itu, katanya, Ninis mulai belajar sendiri buku catur dan bermain sendiri hingga mengikuti latihan rutin di Klub Benteng Putih di rumah Master Nasional Sofran. “Saya kaget ibunya melaporkan anaknya menang terus hingga babak ketiga. Saya bangga dan bahagia,” katanya di Kelurahan Tanjung, Kamis. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.