
Khairudin saat menerima sertifikat
Mataram, Bimakini.com.- Pemimpin Umum Harian Bimeks, Ir Khairudin M Ali, M.AP, lulus uji kompetensi wartawan (UKW) NTB di Mataram. Khairudin berhasil lulus dengan ranking pertama dari 35 wartawan yang ikut ujian. Prestasi ini cukup membanggakan, karena membuka peluang baginya untuk menjadi tim penguji tingkat nasional.
Khairudin mampu mengumpulkan nilai tertinggi dari wartawan lainnya. Bahkan dalam UKW yang berlangsung dua hari di hotel Lombok Garden, Jumat (15/6) hingga Sabtu (16/6) ada wartawan yang tidak dinyatakan lulus.
Pada pelaksanaan UKW, wartawan harus mendapatkan nilai minimal 70. Jika ada salah satu aspek penilaian kurang dari itu, maka langsung dinyatakan gugur atau tidak lulus.
Pada mata ujian penulisan tajuk, yang merupakan mahkota karya jurnalistik, nilai tertinggi yang dicatat peserta hanya 75. Ada peserta yang hanya mengumpulkan nilai 65 dan langsung dinyatakan gugur.
Dalam sesi ujian selama dua hari dan cukup melelahkan itu, Khairudin meraih angka 80 untuk tiga mata ujian dan tiga mata ujian lainnya meraih 75. “Saya sangat kecewa pada penulisan tajuk rencana. Padahal saya berharap bisa memperolah angka maksimal yakni 80, tapi tim penguji hanya memberikan angka 75,” katanya.
Dia mengaku sempat keberatan dengan perolehan angka itu, karena mengaku telah menulis tajuk rencana dengan sangat baik. “Namun demikian penguji Widodo dari PWI Pusat tetap pada pendiriannya dengan alasan tajuk saya berjudul Nasib Pemilukada NTB itu masih ada kelemahannya,” katanya kepda Bimakini.com.
Kelemahan pada tajuk itu, kata Khairudin, karena menggunakan singkatan yang tidak perlu, demikian pula dengan bahasa asing. Namun penguji mengakui tajuk itu sangat kuat dan dibuat wartawan berpengalaman. "Saya melihat ini memang bagus, sangat kuat, tetapi penggunaan singkatan yang tidak dijelaskan ini membuatnya belum sempurna," kata penguji seperti ditirukan Khairudin yang juga Anggota Dewan Kehormatan PWI NTB ini.
Tiga wartawan Bima lainnya yang ikut UKW, juga dinyatakan lulus. Mereka adalah Junaidin (Suara Mandiri), M Haryadin (Warta Post) dan Rafidin (Stabilitas). Khairudin sendiri menurut Wakil Sekretaris Jendral PWI Pusat, Junaidi bisa dididik menjadi tim penguji nasional setelah mengikuti TOT. Karena saat ini jumlah penguji di PWI Pusat masih sangat sedikit, sehingga ada penguji yang harus estafet dari daerah ke daerah meninggalkan keluarga.
“Tiga besar dari NTB akan dididik menjadi tin penguji UKW tingkat nasional,” kata Junaidi. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
