Bima, Bimakini.com.- Peraturan pemerintah kelihatannyahanya formalitas dan tidak mengikat bagi sejumlah pelaksana pendidikan. Buktinya, masih ada saja sekolah yang bandel dan menganggap enteng pelanggaran ketentuan itu. Seperti yang dilakukan SMAN 1 Soromandi.
Pada semester genap kalender tahun 2012, sekolah setempat menerima tiga siswa pindahan dari sekolah lain,tanpa surat pindah atau rekomendasi dari sekolah asal. Ironisnya, Kepala SMAN 1 Soromandi, Drs.Hamka, M.Pd, menganggap hal itu sudah lumrah.
Hamka mengaku berani menerima tiga siswa pindahan tanpa surat pindah demi menyelamatkan generasi muda yang terancam drop out pada sekolah asal. Selain itu, karena hal tersebut sudah lumrah terjadi pada beberapa sekolah. Sejumlah siswa pindahan tanpa surat rekomendasi dari sekolah asal, sebelumnya bersekolah di Kota Bima.
“Memang ada tiga orang siswa pindahan baru-baru ini yang kami terima tanpa surat pindah. Kami juga mau menolak kasihan orangtuanya ada meminta agar diterima, sedangkan jika mau membebankan harus urus surat pindah mereka bermasalah dengan sekolah asal,” katanya di sekolah setempat, Rabu.
Mantan guru SMAN 1 Wawo ini,tidak menampik memang ada ketentuan dan peraturan yang tidak membolehkan sekolah menerima siswa pindahan jika tidak disertai rekomendasi atau surat pindah, apalagi berbeda daerah. “Memang sih melanggar, tapi itu demi kebaikan dan menyelamatkan anak. Sebenarnya bukan sekolah kami saja, sekolah-sekolah lain juga melakukan hal yang sama, ada siswa kami yang diterima di sekolah lain tanpa surat pindah atau sepengetahuan kami,” katanya.
Menurut Hamka, hampir seluruh sekolah terutama di pelosok seperti Kecamatan Soromandi dibelit persoalan yang sama, kekurangan murid baru karena kian menjamurnya sekolah baru yang berstatus negeri dan swasta.
“Persoalannya sekarang juga muncul banyak sekolah, sementara jumlah murid terbatas. Untuk sekolah kami saja setiap tahun hanya tiga kelas yang mampu diterima, itupun ada yang keluar seiring waktu,” katanya.
Persoalan tersebut,direspon sejumlah warga di wilayah setempat dan alumnus sekolah tersebut. Langkah Kepala Sekolah itu yang berani menerima siswa baru dikritik sejumlah warga karena dikuatirkan memicu kecemburuan.
“Mestinya sekolah ikut ketentuan saja, namanya tempat mendidik orang harus menjadi contoh penegakkan peraturan jadi malah mencontohi yang buruk,” kritik Ferdiansyah, warga Kecamatan Soromandi. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.