Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pendidikan

SMPN 14 Kota Bima Bertahan menjadi Lembaga Pendidikan Gratis

Ahmad H Usman/Kasek SMPN 14

Pendidikan gratis. Jamak bahasa itu terdengar, namun wujudnya masyarakat mengeluhkan lilitan biaya pendidikan. Diantara dengung dan kampanye sekolah gratis itu, masih ada anak yang putus sekolah. Alasannya, karena ketidakadaan biaya, meski pemerintah telah mengegelontorkan kebijakan Biaya Operasional Sekolah (BOS).SMPN 14 Kota Bima, sejak berdiri tahun pelajaran 2005-2006, tetap berpaya konsisten dengan pendidikan gratisnya. Berikut catatan Sofiyan Asy’ari.

SMPN 14 Kota Bima adalah tergolong baru. Sejak berdirinya Tahun Ajaran (TA) 2005-2006 sudah lima kali menamatkan siswanya. Termasuk tahun ini, 60 siswa lulus atau 100 persen. Dari tahun peningkatan prestasi terus ditoreh, termasuk soal hasul akhir ujian nasional (UN). Tahun ini berada di urutan 11 dari 20 SMP/MTs se Kota Bima. Atau jika diurutkan untuk SMP Negeri, maka berada diurutan ke tujuh.

“Ini prestasi yang membanggakan bagi kami, diantara persaiangan sekolah unggulan lainnya,” kata Kepala SMPN 14 Kota Bima, Ahmad H Usman, SPd, kepada Bimeks, Rabu (6/6).

Ahmad sendiri ketika awal sekolah ini didirikan menjadi satu-satunya yang berstatus PNS. Skuad lain yang mendukungnya berstatus sukarela, baik guru maupun tenaga tata usahanya.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Tahun ini, SMPN 14 Kota Bima, membuka pendaftaran siswa baru. Untuk menarik minat masyarakat menyekolahkan anaknya di SMPN yang berada satu lingkungan dengan SD 27 Kota Bima ini, tetap mengusung Pendidikan Gratis atau Bebas Pungutan bagi semua siswa selama mengeyam pendidikan. “Tidak ada pungutan, kami mengandalkan dana BOS sebagai sumber pengelolan pendidikan,” kata pria berkacamata ini.

Layaknya sekolah lain, juga memiliki Komite Sekolah. Namun, ada keberanian untuk tidak membebankan wali murid dengan iuran atau sumbangan. Pihak sekolah berupaya untuk memaksimalkan sumber dana BOS. “Kalau mau kencangkan ikat pinggang, cukup kok dengan dana BOS,” kata Ahmad penyuka rokok kretek ini.

Bahkan, bagi siswa yang mendaftar diberikan baju batik secara gratis. Jika nanti mereka diterima sebagai siswa sekolah yang beralamat di jalan Penggilingan Sonco Kelurahan Rabadompu Timur, berhak menerima seragam olahraga, seragam rompi, kerudung bagi siswi dan atribut seragan. “Semuanya gratis, setelah resmi menjadi siswa SMPN 14 Kota Bima,” tambahnya.

Promo yang dilakukan oleh sekolah ini juga tergolong berani. Bagaimana tidak, bagi siapa yang mengantar satu calon siswa ke sekolah itu mendaptkan bonus uang transport Rp50 ribu/ siswa. Jika satu orang bisa membawa banyak calon siswa, maka tentu bertambah pula yang diperoleh.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Bagi sekolah SD atau MI yang mendaftarkan siswanya secara kolektif, maka akan mendapatkan uang transport per siswa,” katanya dan sudah ada sekolah yang mendapat lebih dari Rp1 juta karena mengantar sejumlah anak didiknya.

Mungkin ini hanya dilakukan oleh SMPN 14 Kota Bima, memberi imbal jasa bagi “promotor”. Mungkin juga sebaliknya, sekolah lain justru mensyaratkan uang pendaftaran.

Sesuai edaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima, pendaftaran ditutup hingga 14 Juni mendatang. Sejak membuka pendaftaran, sudah 60 pendaftar, dari target 90 siswa atau hanya tiga kelas saja.

SMPN 14, kata Ahmad tidak mensyaratkan calon siswanya dengan hal rumit. Lulus SD/MI atau boleh menggunakan raport terakhir  sebelum pengumuman dan mengisi formulir.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Kata Ahmad, meski tergolong sekolah dengan usia masih muda, bukan berarti tanpa mutu. Ketika pemerintah pusat memogramkan akan memberikan dana bagi sekolah yang standar capaian UN-nya rendah, maka akan mendapatkan dana Rp50 juta, sebagai peningkatan mutu. “Kami awalnya memeridiksi akan memperoleh, ternyata tidak. Karena nilai kelulusan UN SMPN 14 ternyata di atas rata-rata standar nasional,” ujarnya.

Lulusan SMPN 14, kata dia, toh bisa tembus ke sekolah favorit, seperti SMAN 1, bahkan di satu angkatan delapan diterima. Itu karena kemampuan akademik, termasuk bahasa Inggrisnya yang cukup baik. “Sejak sekolah ini dirintis, bahasa Inggris menjadi slah satu unggulan. Bahkan kami tiap tahun mengadakan lomba pidato bahasa Inggris untuk tingkat Kota dan Kabupaten Bima,” ujarnya.

Kini, di tahun ini, direncananakannya untuk tenaga pengajar bahasa Inggris tiga orang. Masing-masing akan mengajarkan tentang membaca, menulis dan tata bahasa.

Untuk sarana pendidikan, bagi sekolah yang kini didukung oleh 14 guru PNS, hanya kekurangan laboratorium bahasa. Sedangkan laboratorium IPA, IPS, Matematika, serta Tehnologi Informatika Komputer (TIK) telah tersedia. Demikian juga dengan perpustakaan dan semuanya dibangun dengan anggaran block grend, DAK, serta bantuan prabot dari Pemerintah Kota Bima.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Diantara keterbatasan anggaran, karena hanya bermodal dana BOS, sekolah ini juga menerapkan kegiatan ekstra kurikuler. Selain bahasa Inggris, Imptaq, komputer, kesenian, olahraga, serta beladiri. “Insya Allah tahun ini kami akan mengajarkan tentang bertenun khas Bima. Ini untuk mendukung program pemerintah melestarikan budaya lokal,” ujarnya.

Meskipun peralatan menenun belum dimiliki, namun akan mengupayakan dengan sewa. Dari sejumlah calon siswa yang mendaftar, rupanya ada yang telah menguasainya. Apalagi sekolah ini berada di lingkungan tempat pengrajin tenun.

Selayaknya sekolah ini menjadi salah satu contoh dalam penerapan pendidikan gratis. Mengoptimalkan penggunaan dana BOS, sebagai sumber pembiayaan pendidikan dengan tetap berprestasi, tanpa membebani wali murid. (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Pendidikan

  Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Kantor Cabang Dinas Dikbud Kabupaten dan Kota Bima, menyelenggarakan lomba “Gerak Jalan Merdeka” beregu,...

Pendidikan

Kota Bima, Bimakini,- SMA Negeri 3 Kota Bima, Sabtu (20/5/2023) menggelar kegiatan Panen Karya Projek Penguatan profil Pelajar Pancasila (P5). Kegiatan bertajuk “ Seribu...

CATATAN KHAS KMA

  ‘’SAYA mau tes daya ingat pak KMA,’’ katanya kepada saya suatu waktu. KMA itu, singkatan nama saya. Belakangan, semakin banyak kawan yang memanggil...

CATATAN KHAS KMA

SAYA belum pernah alami ini: handphone tidak bisa dipakai karena panas. Bukan hanya sekali, Tetapi berkali-kali. Juga, bukan hanya saya, tetapi juga dua kawan...

Opini

Oleh : Nurul Diana Artikel ini bertujuan untuk menganalisis unsur-unsur pendidikan yang sudah diterapkan dan penentuan dasar kebijakan pendidikan yang diterapkan pada era globalisasi....