Bima, Bimakini.com.- Inti keberadaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di tingkat Desa dan Kecamatan adalah bermanfaat bagi masyarakat. Artinya, bukan menjadi beban masyarakat, tetapi dapat memberikan ketenangan dan kedamaian bagi masyarakat setempat.
Hal itu dikemukakan Dandim 1608 Bima, Letnan Kolonel (Inf) Tomi Ferry, saat pembinaan dan silaturrahim dengan warga Kecamatan Wawo di halaman kantor Koramil Wawo, Jumat (29/6).
Menurut Dandim, dalam upaya menciptakan suasana aman, tertib, dan damai, perlu ada sinergitas dengan pihak Kepolisian, Camat, Kepala Desa hingga masyarakat. Terutama saat menyelesaikan masalah dalam masyarakat hendaknya selalu bersama.
Kenapa hal itu mesti dilakukan? Katanya, jika bersama-sama maka akan dinilai akrab oleh masyarakat. Tentu berdampak positif bagi wilayah kerja. Jika masalah yang dihadapi berkaitan dengan masalah hukum, maka diarahkan ke pihak Kepolisian, tetapi jika masalah itu bersifat kewilayahan atau territorial, maka diserahkan kepada Kepala Desa.
“Artinya, sinergitas dengan aparat desa, kecamatan, dan lainnya harus terus dilakukan. Kalau ada masalah jangan dipendam, dibicarakan dan didiskusikan, sehingga bisa dicarikan solusinya,” ujarnya.
Suasana sinergitas itu, jelasnya, bukan hanya saat acara formal, tetapi saat bertemu didialogkan berbagai masalah yang terjadi. Termasuk isu hangat yang sedang tren mesti cerdas mencari solusinya.
Kebebasan berpendapat, katanya, memang diatur dalam undang-undang, tetapi apakah semua masalah itu harus diselesaikan melalui unjuk rasa. Atau harus turun ke jalan. Padahal, kalau bisa diselesaikan dengan berdialog dengan bahasa yang santun akan lebih baik.
“Kalau memang harus turun ke jalan marilah kita bahasakan aspirasi kita itu dengan bahasa yang santun dan berbudaya, sehingga tidak memunculkan masalah lain,” katanya.
Dia mencontohkan mahasiswa di sekitar Desa Talabiu berunjukrasa menutup jalan dan lainnya, akan menimbulkan masalah lain, seperti kemacetan panjang, jika ada yang sakit mati mendadak di jalan, dan lainnya.
“Kita bersuara untuk masyarakat, tetapi kenyataannya merugikan masyarakat pengguna jalan. Itu juga termasuk mengganggu kepentingan masyarakat lain,” katanya.
Aturan tidak melarang turun ke jalan, kata dia, tetapi bagaimana supaya disampaikan secara santun dan tidak mengganggu pihak lain. Masalah seperti itu kerap terjadi di Kota dan Kabupaten Bima. Sebenarnya tidak ada manusia yang sempurna, karena semua memiliki titik kelemahan dan pernah berbuat salah.
“Siapapun orangnya tidak lepas dari kesalahan dan dosa. Menunjuk kesalahan orang itu gampang, tetapi kenapa kita tidak menengok sisi kebaikannya,” katanya.
Dia mengharapkan ke depan daerah di Bima ini senantiasa dijaga bersama agar keamanan dan kedamaian tetap kondusif, sehingga rasa aman masyarakat terjamin.
Hadir dalam silaturrahim itu, Camat Wawo, Drs Muhammad Rum, Kapolsek Wawo, IPDA Suryadin, Danramil Wawo, Kapten Inf. Ahmad, anggota DPRD Kabupaten Bima, Ishaka A. Majid, dan seluruh kepala desa di Kecamatan Wawo dan beberapa pejabat lainnya. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
