Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Dendam Pemuda Tangga

Episode Ramadan 1433 Hijriyah dinodai kasus pembunuhan yang melibatkan kaum muda di Desa Tangga Kecamatan Monta Kabupaten Bima. Pemuda setempat, yang juga mahasiswa, membacok rekan sekampungnya hingga tewas.

Dendam lama yang kembali membara diduga memicu eksekusi tanpa ampun itu. Kasus itu kini ditanggani pihak Kepolisian. Kemunculan musibah kemanusiaan itu pantas disesali karena mengindikasikan keruntuhan pertahanan emosi sebagian kaum muda memaknai Ramadan.

Di sekitar kita, masih ada kejadian lainnya yang mendegradasi kualitas ibadah dan melibatkan umat Islam. Ramadan adalah bulan untuk menguji level kesabaran menghadapi sesuatu. Pada momentum inilah umat Islam disajikan pengalaman terbuka untuk mengecek kemampuannya mengelola hawa nafsu sesuai tuntunan-Nya. Apa yang terjadi di Tangga itu adalah contoh nyata jebolnya dinding pembatas kesabaran itu. Suatu ekspresi pemenuhan nafsu tidak terkendali yang mesti dihindari, tidak dijadikan contoh.  Menumpahkan darah sesama manusia pada bulan Ramadan adalah larangan yang sangat jelas. Kita semua mesti mengambil ibrah dari kasus itu.  

Seringkali kaum muda (Muslim) tidak bisa menahan diri dari gempuran godaan yang menghadang. Sesuai ‘proklamasi-nya’ Iblis, mereka meminta ‘dispensasi’ untuk menggoda manusia dan itu dilakukan dalam berbagai media dan semua arah. Kesadaran terhadap tugas pokok dan fungsi iblis itulah yang setiap saat disadari oleh manusia, sehingga memerlukan perenungan agar tidak terjebak pada propaganda iblis yang ingin menyesatkan. Semoga kita terhindar dari aksi jagal ala Tangga itu.               

Tntu saja godaan iblis itu tidak hanya sebatas dendam, tetapi juga nafsu kepemilikan harta orang lain atau uang jalan melalui cara mencuri dan korupsi. Menggarong benda milik orang lain, seperti sepeda motor, dan uang Negara atau daerah. Beragam penyakit sosial dan kejahatan lainnya di sekitar kita adalah tantangan ber-Ramadan. Mari kita berenung lebih mendalam soal ini.

Kita mengharapkan kejadian di Tangga itu tidak mewabah pada pemuda Muslim lainnya, karena bisa merusak harmoni. Sejatinya, Ramadan, terutama saat awalnya, adalah momentum untuk melebur semua dendam dan kesalahan agar saat melintasi keagungan Ramadan tidak ada beban lagi. (*) 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Pemerintahan

Dompu, Bimakini.com.- Pemuda diharapkan meningkatkan wawasan kebangsaan, juga sebagai elemen menjaga harmoni kehidupan bangsa. Saat ini, banyak yang bisa memengaruhi cara berfikir dan bertindak...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.-  Aksi penganiayaan kembali terjadi di Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima. Kali ini dialami Fauzi (18), warga Desa Dore Kecamatan Palibelo. Remaja itu diduga...

Hukum & Kriminal

Kota Bima, Bimakini.com.- Perilaku pemuda sekarang ini semakin liar asaja. Saat bulan Ramadan, masih ada sebagian dari pemuda yang  doyan mengonsumsi Narkoba jenis sabu....

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.com.- Pemerintah Kota (Pemkot) Bima memastikan akan memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi  generasi muda untuk berekspresi menyalurkan setiap kemampuannya, tanpa dibatasi sedikit...

Pendidikan

Bima, Bimakini.com.- Tahun 2011 lalu, sejak ditempatkan menjadi Kepala SDN Inpres Tangga, Siti Maemunnah, SPd.SD, harus menguras keringat demi menimbun kubangan menjadi lapangan upacara....