Kota Bima, Bimakini.com.-
Sebagian masyarakat, menyorot ketidakmampuan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima menertibkan terminal bayangan di Kelurahan Dara. Padahal, akibat banyaknya kendaraan yang menaikkan penumpang di luar terminal menyebabkan jalan sempit dan rawan kecelakaan. Apalagi, kendaraan yang menaikkan penumpang tersebut banyak diparkir di depan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Paruga.
Kondisi ini bukan saja menyebabkan pasien tidak nyaman karena deru suara kendaraan, tetapi juga menghalangi jalan keluar masuk Puskesmas. “Kok Pemerintah Kota Bima terus membiarkan ketidakbenaran ini terus terjadi? Kapan bisa dibenahi?,” gugat Anwar, warga Paruga Kamis (12/7).
Padahal, menurutnya, semrawutnya terminal bayangan ini secara tidak langsung telah menurunkan citra Kota dan pemerintanya dalam pandangan masyarakat dan orang luar daerah. Dia juga memertanyakan petugas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika. “Apa tugasnya Dinas Perhubungan. Mengatur hal ini saja tidak mampu,” ujarnya.
Menurutnya, jika saja patugas tegas menerapkan tindakan pada para supir, maka keadaan ini tidak akan terus berlarut. Hal yang terjadi adalah permainan antara petugas dengan para supir. Kalau saja petugas tegas, maka para sopir ini tidak akan berani menaikkan penumpang di luar terminal.
Dikatakannya, jika selama ini alasan penumpang tidak mau masuk terminal, sehingga para supir terpaksa menaikkan di luar merupakan alasan klise. “Penumpang tidak akan menunggu di luar terminal jika bus tidak berhenti,” ujarnya.
Dia meminta agar Wali Kota Bima serius menangani masalah ini, karena terminal Dara merupakan pintu gerbang kota. Kesemrawutan terminal Dara akibat terminal bayangan itu, maka dengan sendirinya penilaian orang terhadap Kota Bima akan buruk.
Bila perlu, dia mengusulkan agar Wali Kota mencari Kepala Dishubkominfo yang mampu menuntaskan masalah tersebut. “Bila perlu ditender aja, bagi siapa yang mampu menanganinya akan diangkat jadi Kadis,” usulnya.
Diakuinya, selama ini dari beberapa Kadis yang telah menjabat , belum ada yang mampu membersihkan tuntas masalah terminal bayangan ini. “Dulu masa Kadis Nur Majid agak berkurang. Tapi, sebelum dan sesudah itu kembali semrawut,” ujarnya.
Warga Kota Bima, Jaidin, juga menilai terminal bayangan karena pembiaran dan ketidaktegasan aparat di lapangan. Kalau pemerintah tegas dengan menahan surat izin mengemudi (SIM) atau Surat Tanda Naik Kendaraan (STNK) kendaraan yang kedapatan beberapa kali menaikkan penumpang di luar terminal, maka para sopir ini akan takut. Tetapi, yang terjadi justru terlihat ada kesepakatan dan saling mendapatkan keuntungan dari masalah ini. “Kami tidak menuduh petugas ‘bermain mata’ dengan supir, tapi dengan kondisi sekarang pantas kita curigai,” ujarnya.
Menurutnya, kalaupun aparat Disbhubkominfo tidak mampu menangani masalah ini, maka bisa bekerja sama dengan petugas dari Sat Lantas Polresta Bima atau melibatkan petugas Koramil yang berkantor tidak jauh dari tempat tersebut.
Pantauan Bimeks, setiap hari kondisi jalan di luar terminal dara semrawut. Puluhan kendaraan bus berbagai juruan sering menaikkan penumpang diluar terminal. Para penumpang pun berjejer menunggu di pinggir jalan hingga di depan kuburan Cina. Sampah akibat buangan penumpang pun berserakan di jalan. (BE.14)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.