Kota Bima, Bimakini.com.- Memasuki Ramadan, di Kota Bima ramai terpampang baligo diberbagai sudut jalan. Mereka yang memasang baligo tersebut, hampir semuanya menyampaikan selamat puasa. Namun mencantumkan juga sebagai bakal calon Wali Kota Bima 2013 – 2015.
Fenomena ini menurut Pengamat Politik yang juga Akademisi STISIP Mbojo Bima, Syarif Ahmad, MSi, sebagai hal lumrah untuk mengenalkan diri. Hanya saja dipandangnya pola pencitraan seperti ini tidak terlalu efektif, apalagi bagi figur yang berlum terlalu dikenal.
“Ini sebenarnya ini fenomena politik yang saya istilahkan “numpang lewat”. Ibaratnya mobil, tujuannya ke Sape numpang lewat di Wawo,” ujarnya pada Bimakini.com, Kamis pagi.
Mereka, kata Syarif, memanfaatkan momentum Ramadan untuk menyosialisaiskan diri. Meski dianggapnya bagian dari politisasi agama, namun sah saja. “Ini tujuannya Pemilukada Mei 2013, jalannya melewati bulan Ramadan 2012. Tapi uniknya kayak orang lagi mau pesta pernikahan mohon doa restu,” ujarnya.
Untuk mengenalkan diri dengan cara ini, kata dia, bisa saja, sebagai penegasan untuk bertarung. Namun tidak terlalu signifikan sebagai seorang kandidat. “Kecuali bakal calon incumbent atau mantan pada periode sebelumnya,” katanya.
Untuk figur yang bukan incumbent, kata dia, seharusnya lebih memerankan kerja tim, ketimbang model pengenalan seperti ini. Kerja tim akan lebih efektif mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.