Connect with us

Ketik yang Anda cari

Sudut Pandang

Jokowi dan Kota Bima 2013

foto:ist/tribun Jakarta

Oleh: Sofiyan Asy’ari

Seorang teman menulis status di Blackberry, Rabu 11 Juli 2012. “Menumbangkan incumbent butuh sosok pejuang sederhana, tulus dan pekerja keras seperti Jokowi-Ahok”. Status itu dibuat ketika perhitungan cepat yang dilakukan semua lembaga survei, seperti Lingkar Survei Indonesia (LSI), Indo Baromater, dan lembaga survei lainnya menampilkan pasangan nomor urut tiga itu sebagai peraup suara terbanyak. 

Status yang dibuat teman itu, tentu berangkat dari realitas, meskipun referensi terutama tentang Jokowik, Wali Kota Solo, dari media massa. Mencuatnya nama Jokowik, ketika media membicarakannya menggunakan mobil ESEMKA, yang oleh Gubernur Jawa Tengah, menilainya tindakan “bodoh”, karena belum teruji, termasuk keamanannya. Jokowi menjadi sosok yang kontroversi.

Lepas dari itu, dalam Pemilihan Kepala Daerah, incumbent selalu terlibat dalam pertarungan ulang pemilihan. Mengalahkan incumbent tentulah butuh sosok diantaranya seperti digambarkan oleh teman saya melalui status Blackberrynya. Sosok pejuang sederhana, tulus mengabdikan diri untuk rakyat dan spirit kerja yang tinggi.

Tidak lama setelah membaca status teman tadi. Saya mendapat pesan masih dari Blacbarry dari seorang ajudkan kepala daerah (saya tidak perlu menyebutnya). Pesan yang dikirimkannya ke saya juka tentang Jokowi. Namun pesan itu dibawahnya tertulis “Bantu sebarkan utk Jakarta Baru yg lebih baik!!”. Sepertinya pesan ini dibuat khusus dan disebarkan jelang Pemilihan Gubernur DKI.

Salah satu isi pesan itu, seperti ini “Selama menjadi walikota solo, 2x masa jabatan Jokowi tak mau ambil gajinya, ia bersumpah krj di Solo adlh krj politik, krj derma baktinya utk Negara, ia sudah cukup kaya utk dirinya sendiri, ia hny ingin membereskan tata pemerintahan kota, utk jd contoh pemerintahan kota yg bersih, jujur & memanusiakan manusia.” Sederet tentang kiprah Jokowi selama menjadi Walikota Solo disebarkan, melalui pesan singkat.

Menurut saya, media juga secara tidak langsung banyak membantu pencitraan Jokowi. Jika masyarakat DKI Jakarta mayoritas memilih Jokowi, itu karena apa yang telah dilakukan dan dibuktikan saat menjabat Walikota Solo, sehingga visi-misi serta program untuk Jakarta dianggap akan mampu diwujudkan.

Sosok pemimpin sederhana saya baca di salah satu media terbitan nasional. Itu beberapa jam sebelum membaca status teman dan mendapat pesan melalui Blackberry. Yakni Muhammad Mursi, Presiden Mesir yang baru terpilih. Tidak menempati istana Negara, namun tetap tinggal di kontrakan. Tidak ingin diperlakukan istimewa, seperti keprotokoleran yang dinilai berlebihan, termasuk soal pengawalan. Bahkan memarahi pengawal yang berjaga di bawah terik matahari dan memintanya berteduh.

Kesederhanaan sosok pemimpin, mungkin belum bisa menjadi jaminan, bahkan akan mampu mengemban amanah. Selain kesederhanaan, dibutuhkan ketulusan. Ketulusan pun belum cukup, jika tidak didukung oleh kemampuan mengelola. Kemampuan mengelola akan diperoleh dari kejelasan visi-misinya.

Bagaimana Pilkada Kota Bima 2013?

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bima bisa dikatakan sudah diambang pintu. Meski “panasnya” belum menyengat. Setidaknya masyarakat Kota Bima harus mulai belajar dari pengalaman memilih pemimpin (bukan pemimpi). Terlepas apakah nanti akan ada calon incumbent bertarung mendapatkan kepercayaan rakyat.

Pentingnya masyarakat Kota Bima belajar, satu sisi akan memengaruhi kualitas Pemilukada, juga menentukan wajah daerah ini lima tahun ke depan. Apakah mereka membutuhkan sosok seperti Jokowi, Muhammad Mursi, atau sosok seperti siapa. Apakah yang dibaluti kesederhanaan, atau aspek lainnya.

Masyarakat harus bermimpi dipimpin oleh sosok yang akan mengayomi kepentingan mereka, bukan mengeksploitasi. Referensi tentang sosok pemimpin dibelahan pulau atau negara lain penting dimiliki, sehingga ada perbandingan. Ujungnya ada rumusan tentang figur yang dibutuhkan daerah ini pada Pemilukada 2013. (*)

*Penulis adalah staf Redaksi Harian Bimeks

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

CATATAN KHAS KMA

  ‘’SAYA mau tes daya ingat pak KMA,’’ katanya kepada saya suatu waktu. KMA itu, singkatan nama saya. Belakangan, semakin banyak kawan yang memanggil...

Peristiwa

Mataram, Bimakini. –  Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 menilai Menggemanya Pemberian Ucapan Terima Kasih kepada Presiden Jokowi beberapa waktu lalu dari komponen masyarakat...

CATATAN KHAS KMA

SAYA belum pernah alami ini: handphone tidak bisa dipakai karena panas. Bukan hanya sekali, Tetapi berkali-kali. Juga, bukan hanya saya, tetapi juga dua kawan...

CATATAN KHAS KMA

CATATAN Khas saya, Khairudin M. Ali ingin menyoroti beberapa video viral yang beredar di media sosial, terkait dengan protokol penanganan Covid-19. Saya agak terusik...

Berita

SEPERTI biasa, pagi ini saya membaca Harian  BimaEkspres (BiMEKS) yang terbit pada Senin, 10 Februari 2020. Sehari setelah perayaan Hari Pers Nasional (HPN). Mengagetkan...