Kota Bima, Bimakini.com.-Suara letusan petasan jarang terdengar lagi sejak tiga hari terakhir. Setidaknya itu yang terpantau di wilayah Karara, Santi, dan sekitarnya. Biasanya, mengagetkan masyarakat yang sedang beristirahat siang dan tarawih. Perubahan kondisi itu direspons positif oleh sejumlah warga dan mengharapkan agar seterusnya bisa dipertahankan, terutama pada paruh akhir Ramadan 1433 Hijriyah.
Warga Kota Bima, Faridah, mengaku menjelang dan saat awal Ramadan petasan marak diledakkan anak-anak sehingga menganggu kenyamanan beristirahat dan beribadah. Namun, sejak beberapa hari terakhir tidak lagi terdengar di wilayah Santi dan Karara. Kondisi itu mesti diapresiasi karena ada perubahan perilaku anak-anak.
Dia mengharapkan agar di wilayah lainnya suasana seperti itu terjadi sehingga harapan umat Islam terwujud, yakni Ramadan yang nyaman dinikmati.
Ke depan, orangtua tidak boleh lengah dan aparat pun mesti terus mengawasi. “Syukurlah tidak lagi terdengar petasan, ini mungkin karena banyaknya sorotan selama ini dan pengawasan orangtua,” katanya di Mpunda, Selasa sore.
Dia meminta agar momentum Ramadan kali ini dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk beribadah shalat dan amal shaleh lainnya. Ramadan menjadi media paling tepat bagi orangtua mengajarkan anak-anak bagaimana mengondisikan suasana yang nyaman dan mendukung ketenangan beribadah.
Warga lainnya, Ani, mengatakan sejak beberapa terakhir memang tidak terdengar lagi suara petasan, itu berbeda dengan awal Ramadan. Bermain petasan sangat membahayakan karena bisa menciderai tubuh, apalagi kecenderungan anak-anak sekarang melemparkannya ke arah teman-temannya.
“Semoga kegaduhan suara petasan tidak lagi ada hingga menjelang Idul Fitri nanti,” katanya. (BE.12)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
