Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Menguji Wakil Rakyat

Badan Kehormatan (BK) DPRD Kota Bima telah memeriksa delapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bima yang tidak mengikuti studi banding ke Batam. Meski telah menerima masing-masing Rp18 juta, namun tidak terlihat di wilayah Kepulauan Riau itu. Fakta ini telah diketahui luas oleh publik. Nah, kini hasil pemeriksaan BK itu sudah diserahkan kepada Pimpina Legislatif setempat.

Apasaja yang bisa kita harapkan? Sebagai lembaga representasi kekuasaan rakyat, maka sejatinya mereka menyelaraskan tindakannya dengan aspirasi  publik sesuai aturan. Paling tidak ada tiga aspek penting yang perlu digarisbawahi.

Pertama, harus dipastikan bahwa dana yang telah diambil itu dikembalikan kepada Negara. Proses pengembalian ini mesti transparan. Publik jangan sampai terpengaruh dinamika legislatif agar tidak kecolongan.  Kelompok kritis, media, dan mahasiswa sebaiknya mengawalnya sehingga dana itu  dikembalikan sebagaimana mestinya. Setidaknya, pengawasan itu dilakukan agar wakil rakyat tidak menganggap bahwa amanah itu hanya ‘cek kosong’ yang disodorkan begitu saja.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Kedua, momentum pemrosesan kasus ini saat Ramadan mesti dijadikan wahana untuk  mengevaluasi sejauhmana wakil rakyat menyinkronkan tindakannya dengan amanah yang diberikan rakyat. Mesti ada perubahan komitmen atau menginsyafi kekeliruan sebelumnya dengan kesadaran baru. Ramadan adalah  media menata kembali komitmen pribadi dan selanjutnya menjiwai ekspresi sosial.    

Ketiga, kasus Batam adalah pelajaran berharga bagi wakil rakyat dan masyarakat. Dari sisi wakil rakyat, dalam era keterbukaan hal-hal yang mengarah pada ketidakberesan akan mudah diketahui dan dikonumsi oleh publik, sehingga memastikan segala sesuatu dalam koridor aturan dan kerangka normatif adalah keniscayaan. Rakyat dan kelompok lainnya tidak lagi dipandang sebagai ‘penonton’ yang hanya melihat begitu saja ‘bola liar bergulir tanpa arah’.  Dari sisi masyarakat, mangkir berjamaah ke Batam itu adalah indikasi bahwa kemungkinan upaya memanfaatkan  dana tanpa berkeringat tetap harus dicurigai. Apalagi, secara nasional, gonjang-ganjing anggaran mewabah dan menjadi isu nasional.     

Lebih dari itu, kita mengharapkan tampilan performa wakil rakyat semakin membaik untuk membayar tuntas amanah yang diberikan rakyat. Jika memang ada indikasi pengingkaran di titik ini, maka masyarakat mesti memasukannya dalam  memori kolektif untuk  disadari. Semoga kasus Batam dapat diselesaikan secara adil dan proporsional. Semoga. (*)

 

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Olahraga & Kesehatan

Langgudu, Bimakini.com.- Alam Langgudu ternyata menyimpan cukup banyak potensi, termasuk pesona alamnya. Untuk mengenalkan alam Kecamatan Langgudu lebih luas, Wakil Bupati (Wabup) Bima, Drs....

Politik

Bima, Bimakini.com.- Pasangan calon (Paslon) ‎Bupati dan Wakil Bupati Bima, Ady Mahyudi-A Zubair, kembali mendatangi dusun dan desa di Kecamatan Ambalawi, Selasa (1/9/2015). Sebelumnya,...

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Aksi demo ratusan  mahasiswa dari BEM STKIP Bima dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima yang memrotes kenaikan harga Bahan Bakar Minyak...

Opini

Oleh: Andi Admiral Wacana pengalihan dana subsidi BBM oleh pemerintahan Jokowi-JK telah menjadipolemik di tengah masyarakat. Di satu sisi, kebijakan tersebut akan diikuti dengan...

Politik

Kota Bima, Bimakini.com.- Momentum politik selalu diwarnai bejibun janji untuk meraih simpati pemilih. Rakyat pun kerap menagih saat sang pemimpin berkuasa. Bagaimana konteks janji...