Kota Bima, Bimakini.com.-
Petani di Kelurahan Dodu Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima, boleh tersenyum, karena panen padi diserbu pembeli. Mereka datang dari berbagai kecamatan di Kota dan Kabupaten Bima. Bahkan, beberapa warga dari Sumba dan Flores NTT, sengaja datang untuk membeli beras pada beberapa penjual di tempat penggilingan.
Misbah, pemilik penggilingan mengaku, tempat penggilingannya selain menyiapkan beras untuk kebutuhan stok bulog juga warga yang menggiling padi untuk kebutuhan sehari-hari. Ada yang menggiling untuk dijual dan untuk keperluan sehari-hari. Harga standar sekitar Rp700 ribu, tetapi beras super ada yang menembus harga Rp750 ribu/kwintal. “Meski dengan harga tinggi seperti itu, tetap banyak pembeli yang sengaja datang membeli beras di sini. Apalagi, beras pada musim kemarau seperti ini terbilang super karena jarang yang patah saat digiling,” ujar Misbah di Kelurahan Dodu, Senin (16/7).
Khusus di Kelurahan Dodu, katanya, baru beberapa lokasi yang panen, seperti di So Sipi, So Diwu Ramba, sedangkan di So Sama yang paling luas arealnya sehari dua hari lagi akan panen raya. Petani langsung mengeringkan padi di sawah masing-masing dan ada juga yang mengeringkannya di rumah. Karena musim kemarau tidak ada masalah mengenai penjemuran gabah. “Beda saat musim hujan, kita kewalahan menjemurkan gabah basah, sehingga beras juga hasilnya jelek dan harganya paling tinggi lima ribu per kwintal. Kini tembus tujuh ribu perkwintal,” katanya.
Hal senada dikemukakan Nur Aini dan Nur Jannah. Saat ini, penggilingan bisa dengan gratis asalkan dedak halus tidak diambil oleh petani yang menggilingkan padinya. Namun, sebagian juga ada yang bayar. Kebutuhan beras super di Kelurahan Dodu, katanya, stoknya selalu kurang dibandingkan dengan banyaknya permintaan.
Karena itu, katanya, banyak pembeli yang menunggu petani sendiri yang menggilingkan padinya baru ditawar. Pasalnya, banyak juga stok padi yang digiling didatangkan dari kecamatan lain, sehingga beras yang dihasilnya juga bukan beras dari padi yang baru dipanen, tetapi padi yang sudah lama. “Pembeli sangat senang dengan beras dari gabah yang baru dipanen, meski harganya lebih tinggi dari beras biasa,” kata Nurjanah yang diamini rekannya di Dodu, Senin.
Harga beras ini, kata dia, harganya kian hari cenderung meningkat. Bahkan, biasanya menjelang bulan Ramadhan ini bisa mencapai Rp800 ribu/kwintal. Karena kebutuhan beras super menjelang ramadhan pasti meningkat. Tentu harganya juga kian meningkat. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.