Kota Bima, Bimakini.com.-Pembinaan keagamaan dilaksanakan oleh berbagai sekolah pada berbagai tingkatan di Kota dan Kabupaten Bima. Umumnya berfokus pada pembinaan keimanan dan ketakwaan (Imtaq). Pembinaan itu diharapkan juga menyentuh sorotan yang disampaikan oleh masyarakat, misalnya petasan dan minuman keras (Miras).
Warga Kabupaten Bima yang juga orangtua murid, Nuraini, mengatakan saat Ramadan anak-anak, terutama tingkatan Sekolah dasar (SD) kerap membunyikan petasan saat beribadah atau istirahat. Kondisi itu sangat menganggu kenyamanan sehingga harus segera diatasi.
Dia menyarankan agar kebiasaan negatif anak-anak di luar sekolah itu bisa menjadi bahan pembinaan dan pengemblengan selama Ramadan di lingkungan sekolah. Anak-anak memang terlihat patuh saat di lingkungan sekolah, tidak ada yang berani membunyikan petasan atau mengonsumsi Miras. Tetapi, di luar sekolah, petasan dibawa anak-anak, bahkan hingga menuju masjid sekalipun. “Kondisi itu mesti dijadikan bahan perhatian guru di sekolah, ditambah pengawasan orangtua di rumah,” katanya di Sape, menanggapi maraknya keluhan petasan yang diledakkan saat umat Islam beribadah.
Warga Kota Bima, Muhammad, mengatakan pembinaan pelajar di sekolah tahun ini umumnya hanya pada awal Ramadan saja, meski demikian harus mampu dimaksimalkan oleh jajaran pendidikan. Maraknya petasan dan sorotan mengenai Miras sejak menjelang Ramadan, juga mesti menjadi bahan pengarahan guru di sekolah. Masalahnya, yang meledakkan petasan adalah pelajar, terutama SD, sehingga membutuhkan perhatian.
“Mesti diingatkan bahwa Ramadan harus banyak beribadah dan beramal saleh agar tujuan puasa tercapai,” katanya.
Dia mengharapkan pembinaan di sekolah juga menyerap aspirasi dan fenomena yang berkembang di lingkungan sekitar, selain kegiatan praktis seperti cara shalat, tadarus, dan berbagai lomba berdimensi Islami lainnya. (BE.12)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.