Kota Bima, Bimakni.com.- Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 4 Kota Bima memastikan proses penerimaan siswa baru (PSB) berlangsung normatif, tidak melalui “jalan tikus”. Demikian juga saat proses penerimaan siswa pindahan dari sekolah lain.
Kepala SMAN 4 Kota Bima, Muhtar, S.Pd, mengakui, belum lama ini memang menerima empat siswa pindahan dari sekolah lain, di antaranya pindahan dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 dan SMAN 2 Mataram. Namun, sekolah setempat tidak pernah membebani siswa pindahan uang hingga Rp4 juta. Hanya uang pendukung seperti sumbangan pembangunan untuk mushala, iuran komite, dan OSIS.
“Jumlahnya tidak sampai jutaan, saya nggak tahu yang seperti itu (pungli). Memang dari awal saya sudah berniat menghindari yang begitu-begitu,” katanya di SMAN 4, kemarin.
Diakuinya, empat siswa pindahan yang diterima di SMAN 4 belum memiliki surat keterangan dari sekolah asal, karena proses pengurusan relatif lama. “Kalau tidak bebankan uang sumbangan pembangunan, nanti siswa yang baru pindah keenakan, sedangkan teman-temannya yang lama bayar. Tapi, yang jelas semuanya normatif,” katanya.
Muhtar memastikan proses seleksi siswa baru tahun 2011 dan 2012 juga normatif, sesuai petunjuk dan menyesuaikan kuota yang sudah disiapkan. Tidak ada siswa yang diterima melalui “pintu belakang”. “Sebenarnya saya diisukan terima uang empat juta bukan kali ini saja, dari pertama saya bertugas di sini juga sudah pernah, bahkan angkanya sama. Kalaupun terjadi tahun 2011, mengapa baru sekarang dipersoalkan,” katanya.
Pada bagaian yang sama, Kepala UPT SMAN 4 Kota Bima, Dewi, memastikan sekolah setempat tidak pernah membebankan uang Rp4 juta kepada siswa pindahan. “Tidak ada sampai empat juta, nggak sampai jutaan. Kita punya bukti pembayaran,” katanya.
Sebelumnya, secara terpisah, sumber di sekolah setempat mengungkapkan, saat tahun 2011, SMAN 4 menerima 41 siswa baru melalui “jalan tikus” atau tanpa seleksi. Padahal, yang ditetapkan dalam pengumuman hasil seleksi 2 Juli 2011 sebanyak 264 siswa. Sejumlah siswa itu terdistribusi diantaranya dalam kelas S1, dua orang atas nama Fitri dan Eka Hairunisa, S2 (Winda Nurkomalasari), S3 (Raftajani), S4 (Sri Haryati), S5 (Arif R, Nurjuhri).
Sumber juga mengungkapkan, sekolah setempat menerima enam siswa baru dan dibebani iuran yang tidak jelas dan bervariasi mulai dari Rp1,7 juta hingga 4 juta. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.