Kota Bima, Bimakini.com.- Ketidakberesan penanganan PKBM yang mencuat belakangan ini, mengungkap banyak fakta. Di antaranya, sejumlah PKBM diduga menggunakan data fiktif warga belajar (WB), namun mendapatkan anggaran sejumlah program dari Pemerintah Pusat. Seperti yang terungkap melalui saling tuding sejumlah pengurus PKBM sepekan terakhir.
Menanggapi soal itu, anggota Komisi A DPRD Kota Bima, Anwar Arman, SE, berpendapat, fakta itu terjadi karena kelemahan fungsi kontrol dan evaluasi Dinas Dikpora.
Menurutnya, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima melalui Bidang PNFI, harus optimal memerankan fungsinya, harus mengontrol dan mengevaluasi keberadaan, aktivitas, dan perkembangan seluruh PKBM. “Mereka tidak boleh berdiam diri, harus mengoptimalkan fungsinya. Jangan mengakomodir dan merekomendasikan PKBM yang bermasalah untuk dapat bantuan,” katanya.
Dikatakannya, pemantauan dan evaluasi terhadap PKBM mesti diintensifkan sebelum menentukan dan mengusulkan untuk melaksanakan program dari Pemerintah Pusat. Mengakomodir dan merekomendasi PKBM “di atas kertas” tanpa mengetahui secara jelas keberadaan dan kiprahnya, akan memudarkan tujuan program.
“Bagaimana tujuan bisa tercapai kalau PKBM yang melaksanakan program itu tidak memenuhi syarat. PKBM seperti itu jelas disorientasi,” tandasnya.
Diakuinya, selama ini Dinas Dikpora tidak pernah melaporkan data riil PKBM. Kecuali jika ada masalah baru disuarakan.
Mengenai kisruh PKBM yang ditengarai banyak menggunakan data WP fiktif, Anwar melihat ada benarnya. “Kemungkinan besar memang banyak yang seperti itu, karena tidak mungkin mereka ungkap tanpa fakta,” katanya.
Hal ini, kata dia, merupakan sinyalemen bagi Dinas Dikpora agar mengecek dan mengelarifikasinya. Jika ditemukan benar PKBM ada yang menggunakan data fiktif, Dinas Dikpora harus tegas memberi sanksi. Bila perlu membekukan lembaganya.
“Kekisruhan itu berarti ada benarnya. Komisi A akan mendorong penuntasan kasus ini,” kata Anwar. (BE.19)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.