Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

‘Gairah Temporal’

Seberapa “maju pesat” shaf jamaah  shalat pada masjid atau mushala di lingkungan Anda? Itu pertanyaan menggelitik yang kerap bergaung. Bahkan, ada yang melaporkan penurunan jumlahnya signifikan. Soal kecenderungan berkurangnya jamaah selalu saja mengiringi dinamika Ramadan. Dari waktu ke waktu.  Pada awal hingga pertengahan Ramadan, jamaah membludak. Bahkan, hingga emperan tempat ibadah.

Namun, seiring guliran waktu, defisit jamaah muncul. Kita pantas kuatir terhadap rutinitas kondisi yang menggambarkan melemahnya ghirah beribadah umat Islam. Apalagi, pada saat bersamaan tempat keramaian seperti pasar menyuguhkan panorama padat pengunjung.

Dua sisi kontras itulah yang sejatinya terus didalami oleh para ulama  untuk mencari titik celah solusi agar bisa mengembalikan ghirah umat Islam memenuhi rumah ibadah. Dalam sejumlah hadis, Rasulullah bersabda siapa saja yang berjmaah di masjid maka akan hadir kebaikan kepadanya hingga dia batal wudhunya dan meninggalkan lokasi itu. Kabar gembira bagi mereka yang memakmurkan masjid seharusnya semakin memotivasi umat Islam untuk menggairahkan semangat beribadah.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Dalam konteks itu, ajakan Bupati Dompu, H. Bambang, kepada masyarakat (Kecamatan Kilo) agar memakmurkan masjid agar semua ikhtiar kehidupan diberkahi Allah, sangatlah tepat. Kebaikan yang dijanjikan saat berada di tempat ibadah diharapkan terekspresi dalam tindakan pada berbagai bentangan dinamika kehidupan. Pribadi yang diberkahi dalam berbagai aktivitasnya diharapkan menjadi penopang bagi akselerasi pembangunan daerah yang sedang digalakkan.

Dalam bahasa yang lebih lugas, kesalehan yang mewujud dalam diri masing-masing pribadi dilanjutkan dengan kesalehan dalam kehidupan rumah-tangga dan sosial-kemasyarakatan.  Kesalehan pribadi yang diteruskan dalam aksi kesalehan sosial akan menjadi fondasi bagi pembangunan peradaban yang ramah dan tertib.

Harapan Bupati Dompu agar memakmurkan masjid itu, juga menjadi harapan umat Islam. Fenomena rutinitas mengerucutnya jamaah masjid pada setiap Ramadan plus lebih maraknya masjid adalah indikasi bahwa kita terjebak pada ‘gairah temporal’. Guliran berharga Ramadan yang penuh berkah itu jangan sampai terjebak pada sisi kesemarakan, tetapi kehilangan makna fundamentalnya sebagai titian menuju pribadi takwa.

Mari kita bermuhasabah dari titik ini. (*)

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait