Kota Bima, Bimakini.com.-Dalam Islam, pemimpin itu diibaratkan imam dalam shalat. Dia senantiasa mengucapkan kalimat yang baik, gerakannya dicontohi, dan makmumnya sangat patuh kepadanya. Tidak hanya itu, pada diri imam bersemi sifat tawadhu, ikhlas dalam berbuat, amanah, cerdas, dan jujur.
Hal itu dikemukakan pemerhati masalah sosial-kemasyarakatan Kota Bima, Drs. Gurfan H. Abubakar, melalui email, Sabtu (11/8) lalu.
Pemimpin seperti itu, kata dia, akan senantiasa mampu menjaga dan menghormati nurani rakyatnya sembari berpikir keras memajukan berbagai pembangunan di Kota Bima. Namun, maraknya bakal calon saat ini yang selalu menjual diri sebagai yang terbaik, maka masyarakat perlu pencerahan.
Pada pemilihan, kata dia, ada yang dipilih dan ada yang memilih, kedua-duanya harus tampil seimbang. Artinya, yang memilih harus memilik keyakinan dan nurani kuat bahwa dengan memberikan hak suara adalah bahagian dari pengabdiannya bagi Kota Bima, bukan atas kepentingan pribadi atau kelompok.
“Saat ini kita harus mendoakan agar pada Pemilukada Kota Bima nanti kita mendapat pemimpin yang legitimate mampu menghormati nurani rakyatnya,” katanya.
Tipe pemimpin seperti itu, katanya, perlu diperjuangkan karena merupakan harapan masyarakat. Mereka harus lebih mengutamakan rakyatnya dari pada kepentingan pribadinya. “Siapapun yang bakal calon nanti pasti menjadi yang terbaik, namanya jual kecap pasti nomor satu tidak ada yang nomor dua,” katanya.
Berapa calon yang bakal tampil nanti? Gufran tidak bisa memastikannya. Namun, melihat sejumlah baliho yang bermunculan di pinggir jalan, bursa akan semarak. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.