Bima, Bimakini.com.- Pasca-Idul Fitri 1433 Hijriyah, harga jual kambing di wilayah Kabupaten Bima melambung. Pada sejumlah desa, kenaikan harga bahkan hingga dua kali lipat dari harga biasanya. Kondisi itu praktis menyebabkan warga yang hendak mengadakan acara syukuran dan selamatan terpaksa merogok kocek lebih dalam.
Melambungnya harga kambing itu, karena kebutuhan hewan ternak tersebut semakin meningkat. Seperti diakui Muhammad Saleh, warga Bontokape Kecamatan Bolo, Rabu lalu.
Dia mengaku telah mengelilingi sejumlah desa di Kabupaten Bima untuk mencari kambing yang harganya relatif murah, tetapi kondisi harga ternyata hampir sama saja. Beberapa minggu sebelum Idul Fitri, masih dijumpai kambing yang dijual berkisar Rp400 ribu hingga Rp600 ribu/ekor.
Namun, pasca-Idul Fitri harganya melonjak drastis dua kali lipat yakni Rp1 juta hingga Rp1,5 juta/ekor. Kondisi harga itu bukan saja satu desa tetapi hampir merata, bahkan di wilayah pinggiran.
“Saya juga heran harga kambing bisa naik begitu cepat hingga dua kali lipat seperti saat ini, itu bukan saja di pusat ibukota, tetapi hampir disemua desa,” kata warga Bontokape ini, Senin (20/8) lalu.
Meski demikian, katanya, terpaksa membeli kambing tersebut karena acara syukuran yang direncanakan harus tetap dihelat. Namun, kambing yang semula ingin dibeli dua ekor terpaksa diurungkan menjadi satu ekor saja karena harga yang tidak mampu dijangkau.
“Saya terpaksa membeli satu ekor saja dengan harga 970 ribu, itupun didapat di Desa Pandai setelah berkeliling berbagai desa di Soromandi dan Bolo,” ujarnya.
Warga Bolo, Muslimin, juga mengeluhkan hal yang sama. Melambungnya harga kambing diduganya ada unsur pengaturan harga oleh para tengkulak, selain disebabkan karena momentum Idul Fitri. Dia memrediksi harga itu akan terus naik, apalagi mendekati hari raya Idul Qurban nanti. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
