Ibu Anang, Kartini, mengaku terpukul karena tidak ada tanda-tanda sebelumnya. Bahkan, sedang menyiapkan diri mengikuti prosesi khataman Quran, sedangkan adiknya akan dikhitan. Namun, karena azal menjemput, seremonial itu gagal diselenggarakan.
“Saya sangat mencintainya dan sampai saat ini belum bisa merelakan kepergiannya,” katanya.
Dia mengaku sebelum kepergiannya ke pantai Kolo, berpamitan untuk rekreasi bersama teman-temannya dan keluarganya di Rabangodu. Saat itu, tidak ada tanda-tanda yang ganjil terhadap anaknya sebagai isyarat bahwa anaknya akan mendahuluinya menghadap Sang Pencipta.
“Saya hanya menasehatinya agar berhati-hati dan tidak usah banyak bermain-main yang dianggap tidak perlu. Selain itu saya juga berpesan pulang secepatnya,” ungkapnya di Mande, kemarin.
Menurut informasi, korban tenggelam pada areal yang tidak terlalu dalam, namun hal itu merupakan jalan baginya untuk menghadapi kematian. (BE.18)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
