Connect with us

Ketik yang Anda cari

Pendidikan

Ketika Anak-anak Diajarkan I’tikaf di Masjid

Mendidik anak agar berpuasa dan shalat,itu biasa. Tetapi,bagaimana mendidik dan mengajak mereka beritikaf di masjid pada 10 malam terakhir bulan Ramadan? Berikut rangkuman Deddy Rosyadi.

BAGIsebagian kaum Muslimin, 10 hari terakhir bulan Ramadan menjadi momentum terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah. Bahkan,memburu malam Lailatul Qadar adalah salahsatu target utama.  Maka,mereka pun meninggalkan pekerjaan untuk berkonsentrasi beribadah.

Bahkan,mereka meninggalkan rumah dan sengaja berdiam diri di masjid. Tidak sedikit anak-anak mereka pun diikut-sertakan beri'tikaf di masjid. Meski orangtua mengetahuibahwa anak-anak mereka tidak memahami  makna I'tikaf pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan.  Apalagi,memahami jika berjumpa dengan malam Lailatul Qadar,akan mendapat pahala yang berlipatganda.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

    Bagi anak-anak pun,tidak memahamibesarnya  pahala dan keutamaan malam Lailatul Qadar yang banyak dan sedikit,itu tidak penting. Apalagi, mengenai kewajiban agama yang harus mereka lakukan. Seperti juga tidak mengertinya mereka  mengenai anjuran Rasulullah jika  beri’tikaf di masjid. Mengikuti kajian, tadarus Al-Quran,dan  shalat malam bagi mereka asing,dan tentu saja sangat memberatkan.

    Abdurrahman, guru di Kabupaten Bima membawa dua anaknya saat ber'tikaf di Masjid Baitul Hamid Penaraga Kota Bima. Putra pertamanya masih duduk di kelas empat SD dan putrinya yang baru kelas 1 SD. “Meski kadang mereka sesekali minta pulang ke rumah, “ujarnya. 

    Guru yang tinggal di kompleks perumahan Rontu ini,mengaku,  hal yang ingin disampaikan pada anaknya  adalah mengenalkan langsung kegiatan tersebut,meski mereka tidak terlibat dalam berbagai kajian dan kegiatan I’tikaf.  Mengajak anak er’itikaf juga tidak mudah,kecuali menggunakan berbagai trik. Antara lain, membawa serta mainan favorit mereka. “Yang tidak kalah pentingnya adalah ada teman sebaya yang juga ikut i’tikaf,” ujarnya.

          Menurutnya, semua aktivitas  mereka bisa dikontrol. Puasanya juga tetap terjaga,karena selalu berada di masjid bersama. Shalat berjamaah tetap dilakukan dengan gerakan sempurna. Kegiatan keagamaan akan bisa mereka lihat langsung dari praktik orang dewasa, yang memang sudah memahami caranya dengan baik.  Seperti cara berwudhu dan shalat yang benar.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

     Membawa mainan dari rumah, katanya,  tidak menjadi soal. Asalkan,waktu mereka bermain tetap dijaga dan dibatasi. “Jangan sampai mereka datang i'tikaf hanya untuk bermain. Sama dengan pindah tempat main saja,”  ujarnya.

     Bermain hanya dijadikan sarana agar mereka tetap kerasan beradadi masjid. Kehadiran rekan-rekansebayanya,sangat berpengaruh terhadap minatnya tetap berada di masjid, melaksanakan shalat, dan tetap berpuasa. “Lingkungan masjid akan menumbuhkan jiwa religius pada diri mereka,” terangnya.

     Hal yang bisa dilakukanuntuk itu,adalah dengan membuat mereka nyaman. Ini bisa dilakukan dengan menyediakan menu berbuka dan sahur yang berbeda dibandingkan di rumah. “Nggak apa-apa orangtua agak memanjakan mereka dalam hal menu makanan demi tujuan yang lebih besar,” ujarnya.

     Tujuan besar itu adalah mendekatkan mereka dengan masjid dan mengakrabinya dengan adab dan amal Islami.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

Peserta I’tikaf lain, Islahuddin,  mengatakan orangtua harus membiasakan anak-anaknya beribadah dan tidak mengapa sedikit meksakan mereka. Jangan sampai orangtua kalah dengan jaman dan keadaan kemudian menyerahkan anak mereka dididik oleh zaman. Karena mereka adalah para calon pemimpin Islam,maka harus sejak kecil mereka dididik keras karena para pemimpin Islam terdahulu menjadi pemimpin diusia yang sangat muda.

“Dengan cara inilah maka di negeri ini kan lahir calon-calon pemimpin masa depan yang tangguh fisiknya, kuat imannya, cerdas otaknya,dan luas wawasanya. (*)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Berita

SEMUA yang bernyawa pasti akan mati sebagaimana firman Allah: “Dan sekali kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktu kematiannya, dan Allah...

Opini

Oleh : Rahmania, S.Psi Daerah Bima Darurat Narkoba. Menurut laporan BNN daerah Bima data penggunaan narkoba kian tahun kian meningkat. Narkoba tentunya menjadi salah...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.- Rapat Koordinasi (Rakor) Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bima Periode 2017-2020  berlangsung  Rabu (19/07) di aula Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan...

Peristiwa

Bima, Bimakini.- Rehabilitasi Masjid Besar Nurul Hidayah Kecamatan Wawo masih membutuhkan dana sekitar Rp150 juta. Rinciannya,  pembelian kubah jadi sekitar Rp90 juta dan bagian...

Pendidikan

Bima, Bimakini.com.- Selain bertugas mengatur lalulintas, Sat Lantas Polres Bima juga peduli  terhadap  kegiatan lainnya. Seperti saat ini,  dalam kegiatan Polisi Peduli Pelajar. Mereka...