Bima, Bimakini.com.- Sebanyak 23 mahasiswa yang Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan XVII Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Sunan Giri Kota Bima di Desa Raba Kecamatan Wawo, ditarik kembali ke kampus setelah melakukan berbagai pengabdian masyarakat. Mereka mulai melaksanakan KKN sejak 4 Juli dan berakhir Kamis (16/8).
Mahasiswa diserahkan kembali oleh Kepala Desa Raba dan diterima langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) STIT Bima, Munawwarah, M.Pd dan Drs. H. Hasan Abdullah.
Selama berada di lokasi mahasiswa melakukan bakti sosial, membersihkan dan mengecet masjid dan mushalla Ar-Rayan, Al-Muhajirin, dan di masjid di Lesu. Kegiatan itu melibatkan masyarakat setempat. Namun, kegiatan non fisik mereka melakukan pengajaran di sekolah dan mengajar ngaji, kegiatan Nuzulul Quran sekaligus buka bersama dan ceramah agama.
Selain itu, mahasiswa juga mengajak warga setempat bergotong-royong dan bersih-bersih itu hampir setiap pagi dan sore hari, “Masyarakat Raba mengapresiasi positif berbagai kegiatan yang dilakukan mahasiswa STIT Sunan Giri Bima, terutama mendidik anak-anak untuk mencintai baca Al Quran,” ujar Bendahara Posko Wawo, Kurniati, di Raba, Kamis.
Kegiatan itu, katanya, sudah diprogramkan secara bersama dengan warga setempat. Bahkan, partisipasi masyarakat sangan membantu mahasiswa KKN untuk menuntaskan berbagai program.
Setelah ditarik, katanya, mahasiswa KKN berharap agar apa yang pernah dilakukan mahasiswa dirawat dengan baik, terutama semangat anak-anak mempelajari Al Quran. Anak-anak perlu dukungan dan motivasi dari orangtua agar kelak mereka menjadi anak yang shaleh dan shalehah.
Dana kegiatan, katanya, merupakan swadaya dari mahasiswa KKN dan minim bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bima. Meski demikian program tetap jalan karena mahasiswa berkomitmen untuk tidak bergantung kepada bantuan, tetapi lebih mengutamakan kemandirian mahasiswa dalam melaksanakan program dengan dukungan warga setempat.
Dana minim dari swadaya anggota masih bisa melaksanakan program, terutama program fisik, seperti pengecetan masjid dan mushalla, pengecetan pagar, sementara kegiatan nonfisik juga disambut positif oleh warga.
“Alhamdulillah seluruh kegiatan dapat rampung sesuai alokasi waktu yang tersedia. Namun, untuk suksesnya kegiatan itu memang perlu dukungan semua pihak, terutama perawatan agar kenang-kenangan yang dibangun mahasiswa bertahan dalam waktu lama,” kata Kurniati. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.