JUMAT (17/8) lalu, warga Kota Bima dihebohkan penemuan orok pada kebun warga di lingkungan Panggi. Kasus itu kini menjadi ‘buah bibir’ masyarakat karena kembali terjadi di wilayah Selatan Kota Bima. Siapa pemilik orok, siapa dua pemuda yang membantu menguburkannya, dan siapa pula pemilik benih itu?
Masih ada pertanyaan lanjutannya. Tidakkah itu pengguguran kandungan (aborsi) hasil hubungan gelap dan mungkinkah pelakunya adalah mahasiswa? Jawabannya kita menunggu penyelidikan pihak Kepolisian. Semoga saja, kasus heboh seperti ini segera terungkap untuk mengetahui siapa yang mesti bertangguangjawab.
Di luar areal proses hukum yang ditunggu, kasus aborsi itu menghentak kesadaran kita. Itu menunjukkan bahwa pergaulan sosial sudah dalam taraf menguatirkan. Jebakan modernitas dan pergaulan bebas telah lama menyeret masyakat ke dalam lembah kenistaan. Ini adalah isyarat bahwa semua pihak perlu merapatkan barisan untuk menangkal serangan budaya serbaboleh yang membaluti kehidupan sosial.
Keluarga mesti melihat ini sebagai sinyal merah untuk semakin meningkatkan pengawasan agar kasus seperti itu tidak lagi terulang. Masalahnya, konfigurasi pola hubungan yang cenderung lebih bebas dan didukung teknologi merupakan potensi mudahnya masyarakat kehilangan orientasi. Terutama kaum remaja dan muda yang cepat terbawa suasana. Mari saling mengingatkan.
Kita mengharapkan pihak Kepolisian sigap mengembangkan penyelidikan karena ada gambaran yang sudah disampaikan oleh saksi mata yang melihat prosesi penguburan orok di kebun itu. Aspek lain yang perlu digarisbawahi adalah kasus itu muncul saat bulan Ramadan, menandai ujung perjalanan bulan penuh berkah itu. Perbuatan nista seperti itu adalah contoh buruk yang mesti dijadikan bahan renungan untuk dihindari. Ramadan mesti diisi dengan amal kebajikan, bukannya “membumikan” benih kejahatan.
Aborsi adalah perbuatan melawan hukum dan dari sudut pandang agama adalah termasuk pembunuhan. Oleh karena itu, mengungkap para pelaku dibalik kasus itu adalah tantangan bagi pihak Kepolisian. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
