Connect with us

Ketik yang Anda cari

Opini

Film “Innocence of Muslims” dan Ketakutan Barat

Oleh: Dedy Wahyuddin, S.Kep
Jutaan orang dari berbagai negara bereaksi keras memrotes  film “Innocence of Muslims”. Film tersebut dinilai menghina Nabi Muhammad SAW dan umat Muslim dunia.

Film ini pertama kali diposting online pada 1 Juli 2012, namun tidak begitu menarik perhatian publik. Lalu stasiun televisi Mesir, Al-Nas, menayangkan cuplikan film tersebut pada 8 September lalu. Klip inipun mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan diposting online. Lalu dalam beberapa hari telah dilihat oleh ratusan ribu orang. Pemerintah Afghanistan mengatakan telah memblokir YouTube untuk mencegah orang menontonnya.
Film ini menggambarkan Islam sebagai agama penuh kekerasan dan Nabi Muhammad SAW sebagai orang bodoh dan haus kekuasaan. Ini diawali dengan adegan satu keluarga Koptik di Mesir yang diserang oleh sekelompok umat Islam, sedangkan aparat Kepolisian tampak diam saja. Lalu, sang Ayah berkata kepada putrinya bahwa umat Islam ingin membunuh semua orang Kristen.
    Gambaran selanjutnya adalah berkisah tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, keluarganya dan para pengikutnya di padang pasir. Dalam film ini digambarkan Muhammad berhubungan seks dengan istrinya, Khadijah dan wanita lainnya. Trailer film ini juga menggambarkan Muhammad dan pengikutnya sebagai pembunuh, perampok, dan pemeras. Film ini jelas mengusik ketenangan beragama. Rasa toleransi yang selama ini dibangun oleh warga dunia, terasa buyar hanya oleh segelintir orang yang ingin merusaknya.
Pendeta Terry Jones melalui wawancara telepon dengan harian Buenos Aires Herald mengaku tidak menyesal mendukung film yang isinya dinilai menghina Nabi Muhammad itu atas dalih kebebasan berekspresi. Pria asal Florida, Amerika Serikat yang pernah nekat membakar Kitab Suci Al-Quran ini juga menganggap AS telah hilang kewibawaaan karena Islam dan pemerintahan AS saat ini sebagai bencana.
Tentu saja fenomena dukungan penghinaan ini membuat kita miris. Ternyata, peradaban yang dibangun bersama oleh warga dunia harus hancur oleh ulah orang yang memuja kebebasan berekspresi. Mereka merasa bebas melakukan apa saja asalkan ekspresinya bisa tersalurkan dengan baik.
Kebebasan berekspresi, seharusnya tidak menyulut kebencian terhadap orang lain. Karena sebebas apapun kita, kebebasan itu tidak boleh mengganggu kebebasan orang lain. Kalau seandainya kebebasan ini tidak diatur, maka dunia tidak akan lagi melihat Amerika sebagai bangsa yang beradab. Karena terbukti pemerintah AS membiarkan ini semua terjadi.
Di Inggris, umat Islam di sana justru menggunakan momentum ini untuk mengenalkan Rasulullah SAW kepada orang awam. Mereka membagi bagi Al- Quran dan buku tentang sejarah Nabi Muhammad. Agar masyarakat secara umum tahu siapakah Nabi Muhammad itu. Akibatnya, buku buku Islam termasuk buku buku yang laris di sana
Pada berbagai wilayah negara lainnya, gelombang protes tentang film ini semakin meluas. Amerika Serikat dianggap tidak mampu menciptakan suasan kondusif beragama. Membiarkan warganya melecehkan Nabi kaum Muslimin adalah hal yang sangat memalukan.
Kejadian ini seharusnya tidak perlu terjadi. Tindakan melecehkan agama lain adalah tindakan primitif. Orang Barat tidak mampu melihat perbedaan sebagai pendukung keberanekaragaman keyakinan. Mereka menganggap Islam sebagai ancaman yang sangat serius, karena pertumbuhan Islam di Barat sangat drastis.
Islam telah berhasil mengisi kekosongan ideologi dan kepercayaan yang selama ini telah hilang pada masyarakat Barat.
Islam telah mampu memberi jawaban dari sekian banyak pertanyaan pertanyaan yang selama ini tidak mampu mereka jawab. Islam pula yang mampu menjadi agama yang bisa mereka terima secara nalar dan hati. Oleh karena itu, film “Innocence of Muslims”, hanyalah ekspresi kekecewaan yang sudah lama muncul akan kekuatiran kekalahan Barat terhadap Islam dalam soal peradaban keyakinan. Mereka takut bila suatu saat Islam yang mengambil dominasi di Eropa. Kekuatiran itu, mereka meresponsnya  melalui cara menyerang Islam secara kasar, massif, dan membabi buta. Wallahua’lam

Penulis adalah Ketua Lembaga Dakwah dan Pemberdayaan Ummat AN-NABA Bima.

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.- Maraknya penjual petasan saat  bulan Ramadan   menjadi atensi aparat Kepolisian. Selain meresahkan masyarakat yang sedang beribadah, juga membahayakan.

Hukum & Kriminal

Bima, Bimakini.com.-  Kontroversi pembagian los pasar Tente semakin meruncing saja. Pembahasan yang berkali-kali dilakukan, belum menemukan titik temu penyelesaian. Aksi demo saling menyuarakan aspirasi...

Peristiwa

Perairan laut selatan, khususnya di Kecamatan Langudu menyimpan daya tarik luar biasa.  Pantai Pusu Desa Pusu, memang sebelumnya cukup terisolir. Menjamah tempat ini, jalurnya...

Opini

 Oleh: Musthofa Umar, S. Ag, M.Pd.I (Tulisan ini disampaikan pada Tausiyah PC PMII Bima di Masjid Al Anshor Penatoi – Kota Bima)  Berdasarkan tinjauan...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.com.- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesua (PMII) Cabang Bima, Senin (28/3/2016) menggelar zikir dan tausiyah di masjid Al Anshor Penatoi. Tausiyah dengan tema...