Kota Bima, Bimakini.com.- Ratusan peserta tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Hukum dan HAM NTB gagal saat seleksi tahap Samapta (tes kesehatan dan fisik) di Mataram, beberapa hari lalu. Di antara ribuan pelamar, sebagiannya berasal dari Bima. Mereka pun harus “angkat koper” dan kembali ke kampung halaman.
Peserta seleksi CPNS dari Bima, Hajar, mengaku gagal ke tahap berikut, karena tidak mencapai standar tinggi badan yang ditetapkan dalam persyaratan seleksi. Ratusan pelamar lain pun juga mengalami hal yang sama. “Ada ratusan pelamar yang gagal karena masalah tinggi badan yang kurang sama seperti saya,” katanya dari Mataram melalui telepon seluler, kemarin.
Dikatakannya, tidak hanya tinggi badan, kesesuaian berat badan normal juga menjadi syarat mutlak bisa lolos dan mengikuti seleksi ujian tulis selanjutnya. Sebelumnya, saat tahapan seleksi administrsasi banyak peserta yang “gugur” karena tidak sesuai kualifikasi yang diminta.
“Beberapa diantara peserta ada juga yang hamil, tapi memang tidak lulus karena syaratnya ternyata ketat. Kami dites push up, lari, set up, tes darah. Sebenarnya banyak teman-teman yang sudah sarjana, tapi karena tidak ada di kualifikasi terpaksa pakai ijasah SMA, tapi ternyata ndak lolos tes fisik,” katanya.
Alumnus STKIP Bima ini mengharapkan tahun depan Pemerintah Daerah mengajukan seleksi CPNSD kepada Pemerintah Pusat agar membuka peluang bagi pencari kerja, terutama alumnus Perguruan Tinggi. “Kalau di daerah kita ini susah mengharapkan sektor lain, kalau mau usaha butuh modal bukan saja keinginan maju dan skil. Satu-satunya harapan dengan menjadi abdi negara atau PNS,” ujar guru sukarela di Bima ini.
Peserta CPNS lainnya mengaku lolos tahapan seleksi Samapta, kendati sebelumnya diprediksi sejumlah rekannya bakal gagal. “Sebenarnya tinggi badan saya mendukung 167 centimeter, tapi berat badan sebelum ujian hanya 40 kilogram, tapi setelah saya rajin makan pisang dan minum air yang banyak berat saya naik 10 kilo dan akhirnya bisa lolos,” katanya.
Dikatakannya, sesuai jadwal, tahapan ujian seleksi tertulis akan dilaksanakan 8 September mendatang, serentak dengan sejumlah Kementerian lain. “Alhamdulillah bisa lolos, tinggal ikut ujian tulis. Saya optimis seleksi instansi vertikal lebih bersih ketimbang seleksi tes pegawai daerah,” katanya.
Peserta lain, Abdul Hamid mengaku optimis bisa lolos seleksi, meskipun melamar dengan ijasah SMA, karena belum menyelesaikan kuliah. Sebelumnya, dua tahapan ujian sudah dilalui. “Insya Allah dengan segala upaya, saya harus optimis bisa lolos. Saat ini saya juga memertaruhkan kuliah saya, PPL terpaksa saya tunda karena fokus ikut ujian ini. Mudah-mudahan lulus,” harapnya. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.