Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Lapak jadi Kontroversi, Pedagang tidak Masalah

Kota Bima, Bimeks.-

     Kontroversi pembangunan lapak pedagang kaki lima (PKL) di lapangan Pahlawan Raba, tidak memengaruhi  aktivitas para PKL di lokasi setempat. Mereka mengaku tidak terganggu kisruh pembangunan itu.  Kendati lapak yang sudah dibangun tersebut sudah  ditempati, namun mereka tidak kuatir jika sewaktu-waktu dibongkar oleh warga. “Tidak masalah, karena kami sudah biasa berjualan pakai rombong dan terpal,” ujar Barnibi, pedagang di lapangan Pahlawan Raba, Rabu.
Wanita asal pulau Lombok ini mengaku tidak pernah menyoal kehadiran lapak permanen yang dibangun oleh Pemerintah Kota Bima sekarang. Sejak mulai berjualan di lapangan setempat, sudah terbiasa menggunakan rombong dan terpal sebagai penutup.
    Diakuinya, menempati lapak permanen saat ini, bukan karena tertarik dengan tempatnya yang bagus. Tetapi, terpaksa ditempati karena atap terpal tempat jualannya sudah rusak disambar angin, beberapa waktu lalu.  “Kalaupun dibongkar lagi oleh warga atau pemerintah, kita tetap jualan seperti biasa, jadi tidak ada masalah. Apalagi, kehadiran lapak tidak kita minta langsung dibangun,” katanya.
Meski diakuinya kehadiran lapak permanen memberikan manfaat bagi pedagang, tetapi dampak negatifnya juga ada. Seperti keributan antar-pedagang yang berebutan tempat jualan, sering terjadi sejak lapak dibangun.
Apalagi, katanya, tiga lokal lapak yang berada tepat di depan Rumah Sakit Umum Daerah Bima, seringkali memicu keributan pedagang hingga saat ini. “Saya sudah berjualan sejak datang ke Bima tahun 2000 lalu. Berpindah-pindah di areal lapangan ini dan itu sudah biasa,” tandasnya.
    Menempati lapak itu pun, katanya, bukan serta-merta gratis dan langsung masuk begitu saja. Tetapi, setiap bulan harus sanggup membayar pajak senilai Rp26 ribu dan uang kebersihan Rp5 ribu.
    Pantauan Bimeks, sejumlah lapak yang disediakan masih terlihat kosong, terutama pada bagian Timur lapangan setempat. Pada bagian Barat, depan RSUD Bima, sebagian pedagang juga terlihat masih ada yang berjualan di luar lapak. (BE.20)

 

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Ekonomi

Kota Bima, Bimakini.- Upaya penataan kawasan Ama Hami terus dilanjutkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bima. Sejak Selasa (12/09/2017),  Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag), Satuan...

Ekonomi

Kota Bima, Bimakini.- Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kota Bima, Nurjanah, SSos, menegaskan pedagang pasar Ama Hami yang menempati bagian luar  tetap direlokasi  karena itu...

Ekonomi

Kota Bima, Bimakini.-Belasan pedagang  di pasar Ama Hami, Selasa (12/09/2017), mendatangi kantor DPRD Kota Bima. Kedatangan ibu-ibu  itu  untuk mengadukan rencana penggusuran paksa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota...

Ekonomi

Bima, Bimakini.com.- Pengadaan  bibit   kedelai  bagi  petani untuk Musim Kemarau (MK) I tahun 2016 beberapa waktu lalu yang dilakukan  sejumlah penangkar,  bukan sepenuhnya kesalahan...

Pemerintahan

Bima, Bimakini.com.- Setelah duakali diundang tidak hadir, akhirnya pejabat Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura menghadiri rapat bersama Komisi II DPRD Kabupaten Bima, Senin...