Kota Bima, Bimakini.com.- Nah, ini implikasi dari penyanderaan mobil tangki BBM milik Pertamina Bima Sabtu (15/9) lalu di Desa Talabiu. Pasokan BBM untuk SPBU Kota Bima Senin (17/9) terlambat. Hal ini diakui Manajer SPBU Kita, Penatoi, Nuraini.
Dia mengaku menerima informasi dari Pertamina jika pasokan BBM pada hari itu terlambat. Hal ini merupakan buntut dari penghadangan dan penyanderaan mobil tangki BBM Pertamina sehari sebelumnya di Talabiu.
Manajemen Pertamina, kata Nuraini, kemudian mengambil kebijakan dengan mendahulukan pasokan BBM ke SPBU yang berada di luar Kota Bima. Pertamina mengaku trauma terhadap penyanderaan Sabtu lalu yang berbuntut pada terlambatnya distribusi BBM ke sejumlah SPBU di Kabupaten Bima. Mereka akhirnya mendahulukan pasohan BBM ke SPBU Kabupatan Bima, karena kuatir akan terjadi disandera lagi. “Karena tidak ada akses jalan alternatif lain untuk mengangkut BBM,” ujarnya di Penatoi, Senin (17/9).
Pantauan Bimakini.com, keadaan berbeda memang terlihat pada sejumlah SPBU di Kota Bima Senin (17/8) pagi. Biasanya sejak SPBU dibuka pukul 07.00 WITA, antrean kendaraan yang mengisi BMM tampak berjejer panjang.
Namun, pemandangan tersebut tidak terlihat. Bahkan, yang ada hanya sejumlah pengendara yang berkonsentrasi di luar areal SPBU. Rupanya, para pengendara sedang menunggu mobil Pertamina yang mengangkut premium ke SPBU.
Nuraini mengaku dampak dari kebijakan tersebut seluruh SPBU Kota Bima tidak mendapatkan pasokan BBM sesuai jadwal. “Tiap hari kami biasa sudah buka pukul 07.00, tetapi hari ini hingga pukul 11.00 siang mobil tangki Pertamina belum muncul,” ujarnya.
Kondisi ini, jelas sangat merugikan pengeola SPBU karena pelanggan akan kecewa, bahkan mengisi BBM pada pengecer. “Kami merasa dirugikan dengan kebijakan pihak Pertamina ini,” ujarnya.
Pengendara motor, Amir, mengaku sudah mendatangi sejumlah SPBU yang berada di Kota Bima, namun semuanya tidak memiliki persediaan BBM jenis premium. “Saya sudah ke SPBU Taman Ria dan Kita Penatoi, tetapi semuanya tidak memiliki stok premium,” ujarnya.
Dia terpaksa membeli di pengecer yang berada di pinggir jalan. Untungnya, harga jual premium pada tingkat pengecer sama seperti hari biasa Rp6.000 per botol. Hal ini diduga dikarenakan pengecer tidak tahu kalau seluruh SPBU tidak memiliki stok premium. “Kalau mereka tau SPBU kosong pasti harganya sudah dinaikan,” ujarnya. (BE.14)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.