Kota Bima, Bimakini.com.- Rencana pembangunan Gelanggang Olah Raga (GOR) di Manggemaci Kota Bima, direaksi oleh warga sekitar. Protes terhadap pembangunan itu diekspresikan dengan cara mencabut patok kayu yang dipasang pekerja, Selasa (11/9). Nah, reaksi warga itu kembali muncul Rabu (12/9) siang.
Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) pun “turun tangan”, demikian juga Camat Mpunda, Drs. Is Fahmin. Mereka mencoba menyerap aspirasi warga. Untuk sementara waktu, aktivitas pekerjaan dihentikan, sebelum pertemuan semua pihak dihelat.
Pemuda Manggemaci, Farhan, mengatakan, pemasangan patok itu tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Tidak ada juga papan proyek yang dibangun sebelumnya. “Tiba-tiba saja orang yang mengaku pekerja langsung memasang patok, sehingga warga keberatan, karena tidak ada sosialisasi sebelumnya,” ujarnya, Rabu siang.
Setelah patok dicabut, katanya, pekerja datang lagi, namun dikejar oleh pemuda setempat. Dikuatirkan, jika GOR dibangun dan ditembok keliling, maka ruang publik untuk berbagai kegiatan hilang. “Warga tidak bisa lagi berolahraga, apalagi hampir setiap sore, lapangan Manggemaci dimanfaatkan bermain sepakbola dan voli,” ungkapnya.
Menurut Farhan, lapangan Manggemaci tidak cocok untuk dijadikan GOR, karena tidak terlalu luas. Apalagi, ketika ada pertandingan olahraga, kerap ribut hingga masuk ke perkampungan sekitar. “Ini mau bangun GOR, GOR yang di Lapangan PU Raba saja belum tuntas. Jika mau buat GOR di Sambinae saja, kalau ada ribut dekat dengan Brimob,” katanya.
Menurutnya, lapangan Manggemaci itu Lebih tepat tetap menjadi ruang terbuka dan dibuat taman, sehingga terlihat lebih indah. “Kami siap menjaga agar taman tidak dijadikan area melepas ternak,” ujarnya.
Warga Manggemaci lainnya, Syahbudin, mengaku, jika lapangan kembali ditembok, dikuatirkan menjadi tempat mesum. Saat ini saja, kerap dipergoki pasangan yang sedang mesum. “Saya pernah pergoki dan mereka lari tanpa sempat kenakan celana,” ujarnya.
Selain itu, katanya, jangan sampai lapangan tidak bisa digunakan lagi untuk shalat Idul Fitri dan Idul Adha, sedangkan masjid tidak cukup untuk menampung jamaah.
Iwan, Ketua Pemuda Manggemaci juga menyayangkan tidak ada sosialisasi mengenai pembangunan itu. Pekerja langsung memasang patok tanpa pemberitahuan kepada warga sekitar.
Camat Mpunda, Drs. Is Fahmin, mengatakan, masyarakat hanya menyampaikan aspirasi. Keinginan masyarakat itu akan disampaikan. “Kami hanya menjembatani. Ada kekuatiran stadion akan ditembok lagi,” ujarnya.
Dikatakannya, warga juga kuatir jangan sampai dengan pembangunan GOR tersebut, mereka tidak bisa lagi berolahraga. Untuk itu, perlu ada sosialisasi dari instansi yang berkaitan. “Kami akan menyampaikan apa yang menjadi aspirasi masyarakat dan juga jadwal sosialisasi,” terangnya. (BE.16)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.