Kota Bima, Bimakini.com.- Petani padi di Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima, mengeluhkan lambatnya distribusi pupuk. Padahal, saat ini usia tanaman hampir satu bulan dan sedang membutuhkan pasokan pupuk yang cukup. Akibat lambatnya distribusi, harga beli pupuk dipermainkan penjual eceran hingga menembus Rp150 ribu/sak.
Petani di So Samada Kelurahan Dodu, Hendra, mengaku telah mencari pupuk kemana-mana dan temannya mendapatkan satu sak dari Kelurahan Lampe, tetapi harga satu sak mencapai Rp500 ribu. Apalagi, pengecer tidak mau menjual hanya pupuk urea dan harus dicampur dengan pupuk lain.
“Seharusnya, kata dia, jatah pupuk untuk Kelurahan Dodu harus dibagikan lebih awal kepada pengecer, sehingga saat tanaman membutuhkan pupuk stoknya tetap ada. Kalau kondisinya seperti ini dapat merugikan petani karena tanaman padi harus dipupuk ketika usia belum sebulan.
“Kita berharap pendistribusian pupuk lebih cepat lagi agar sebagian petani yang belum dapat pupuk bisa menggunakan sesuai kebutuhan,” ujarnya di Dodu, Minggu (16/9).
Hal senada dikemukakan petani lain di So Sambi, Jakariah. Sebagian petani masih banyak yang belum mendapatkan pasokan pupuk. Saat ini mencari orang yang menjual pupuk sangat sulit. Soal harga memang harus disesuaikan dengan harga pupuk bersubsidi sehingga tidak menyulitkan petani.
“Namun, kita kesulitan mencari yang menjual pupuk itu. Padahal, pengecer telah melaporkan sesuai dengan kebutuhan, tetapi distributor tidak menyalurkan sesuai kebutuhan, akibatnya banyak petani belum kebagian pupuk,” kata Jakaria di Kelurahan Kodo, Minggu.
Dia mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Bima secepatnya memerhatikan pendistribusian pupuk untuk musim kering (MK2). Apalagi saat ini tanaman sedang membutuhkan pupuk. Sebagian petani banyak menggunakan pupuk cair karena stok pupuk tidak ada pada pengecer. (BE.13)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.