Ada berita yang mengejutkan muncul dari wilayah Nggahi Rawi Pahu. Jumat (31/8) dini hari, sekitar pukul 03.00 WITA, sebanyak 50 botol Bir raib di markas Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kabupaten Dompu. Miras yang disimpan sebagai barang-bukti (BB) itu diduga digasak pencuri. Terang saja sejumlah pihak menyorotnya. Mereka pun gemas dan mendesak agar kasus itu segera diselidiki.
Jika pun ada yang mencurigai dengan beragam persepsinya, maka wajar saja. Kehilangan di gudang markas satuan pengaman Peraturan Daerah itu memantik reaksi. Apa yang diekspresikan masyarakat adalah sinyal bahwa peredaran Miras adalah musuh bersama yang setiap saat wajib diperangi. Tampaknya perlu klarifikasi menyeluruh secepatnya agar dahaga rasa keingintahuan publik terpuaskan. Apalagi, oknum-oknum aparat nakal sudah lama dicurigai kerap berada dibalik kasus Miras dan perjudian. Ini fakta di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kehilangan di markas Pol PP bisa menjadi pemantik rasa kecurigaan selama ini. Nah, momentum penyidikan kasus itu adalah pintu masuk untuk menepisnya.
Selain itu, urgensi penelusuran itu adalah soal kepercayaan terhadap aparat yang menjaga aset daerah. Pengakuan soal dugaan pencurian masih klaim sepihak. Dibutuhkan penyelidikan komprehensif dengan meminta keterangan semua pihak yang berkaitan. Jika pun ada yang meminta agar Kepala Pol PP bertanggungjawab, maka itu merupakan tuntutan wajar. Kewajaran itu pula berlaku pada munculnya dugaan bahwa “ada sesuatu yang tidak beres” dalam penanganan barang bukti itu. Ruang publik adalah wilayah bebas yang memunculkan multiasumsi dan multitafsir.
Nah, sekali lagi, melalui komitmen kuat untuk menelusurinya, maka kasus Bir yang raib di markas pemerintah itu kita harapkan bisa menjawab simpang-siur kecurigaan yang menyeruak ke ranah publik. Kita tunggu bersama. (*)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
