Connect with us

Ketik yang Anda cari

Peristiwa

Sejumlah PKL di Lapangan Pahlawan Was-Was

Kota Bima, Bimakini.com.-  Pascaaksi protes yang dilakukan sejumlah pengurus karang taruna Kelurahan Rabangodu Utara dan sejumlah elemen masyarakat terhadap pemanfaatan lapangan untuk pembanguan lapak pedagang kaki lima (PKL), sejumlah pedagang mengaku was-was.

Idris (52), pedagang yang berjualan di lapangan Pahlawan mengaku awalnya senang terhadap rencana Pemerintah Kota Bima yang membangun lapak permanen bagi mereka yang telah lama berjualan di tempat tersebut. Apalagi, mereka tidak akan ditarik biaya sewa bagi lapak-lapak tersebut, kecuali biaya kebersihan dan kemanan yang akan disepaki besar nilanya.

Namun, setelah mendapat informasi adanya protes kalangan pemuda dan sejumah warga  yang keberatan atas alih-fungsi sebagian lapangan tersebut, dirinya dirundung kebimbangan. Apalagi, beredar kabar lapak akan dibongkar.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

“Jangan-jangan nanti setelah  lapak sudah kita tempati, kemudian dibongkar karena derasnya protes sebagian masyarakat,” ujarnya, Rabu (29/8).

       Dia meminta agar pemerintah segera menuntaskan persoalan tersebut agar tidak menjadi permasalah baru kemudian hari.  Diakuinya, dengan sejumah pedagang yang telah lama menempati lokasi tersebut siap mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah guna menjaga agar tempat tersebut tetata rapid dan bersih.

       “Kami berjanji akan menjaga agar tempat ini tidak lagi kumuh dan kotor seperti sebelumnya,” ujarnya.

       Amri, pedagang lainnya, juga mengakui hal yang sama. Lokasi tersebut telah dijadikanya sebagai tempat untuk mengais rejeki bagi ekenomi keluarganya. Upaya pemerintah yang menata lokasi tersebut, sangat mengembirakannya. Apalagi, tertata rapi dan tidak dipungut sewa.

Iklan. Geser untuk terus membaca.

       Dia mengharapkan agar semua pihak bisa duduk satu meja menuntaskan masalah tersbut dan tidak menjadi “bom waktu” yang sewaktu-waktu akan menimbulkan gesekan antarmasyarakat. “Bagaimanapun lebih dari 40 pedagang di sini adalah warga Rabangdodu yang mencari kehidupan untuk keluarga mereka,” ujarnya.

       Katanya, karang taruna yang memerotes juga berasal dari kelurahan yang sama. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan menjadi penengah yang bijak atas masalah tersebut. “Pedagang tidak dikorbankan, aktivitas remaja dan kegiatan kemasyarakatan di tempat tersebut juga bisa tetap terlaksana sebagaimana biasanya,” pintanya. (BE.14)

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.

Berita Terkait

Berita

Oleh : Munir Husen (Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Bima) Kota pada hakekatnya adalah suatu tempat yang berkembang terus menerus sesuai dengan perkembangan zaman...

Peristiwa

Bima, Bimakini.-  Bila dibandingkan beberapa tahun lalu, wajah lapangan Merdeka atau  Serasuba sungguh jauh berbeda. Tidak lagi tampak sepi  saat malam hari. Ya,  kini...

Opini

Oleh: Eka Ilham.S.Pd.M.Si.*) MUNGKIN itu kalimat yang saya ingin ungkapkan dengan banyaknya muncul tentang persoalan pendidikan terutama persoalan guru dan lingkungan pendidikannya. Guru dianiaya...

Pendidikan

Bima, Bimakini.com.- Selain bertugas mengatur lalulintas, Sat Lantas Polres Bima juga peduli  terhadap  kegiatan lainnya. Seperti saat ini,  dalam kegiatan Polisi Peduli Pelajar. Mereka...

Peristiwa

Perairan laut selatan, khususnya di Kecamatan Langudu menyimpan daya tarik luar biasa.  Pantai Pusu Desa Pusu, memang sebelumnya cukup terisolir. Menjamah tempat ini, jalurnya...