Kota Bima, Bimakini.com.- Saat ini, petani pada sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Bima, dihadapkan persoalan kekeringan. Oleh karena itu, memerlukan perhatian dari tim khusus atau ahli pertanian. Namun, ada persoalan khusus yang menghalangi penanganan persoalan pertanian tersebut.
Apa saja? Kepala SPMA Kota Bima, Ir. Syaiful Insan HAZ, MM, mengamati, selama ini umumnya petani di Bima dan Dompu tidak memanfaatkan peran petugas pertanian lapangan (PPL), sehingga persoalan pertanian pun nyaris tidak tertangani. “Saya perhatikan umumnya petani di BIma ini tidak memanfaatkan peran PPL, saat mereka sangat butuh saja baru berkomunikasi dan mau mendengarkan petugas lapangan,” katanya di SMPA, kemarin.
Padahal, katanya, bimbingan dari ahli pertanian atau PPL sangat diperlukan, apalagi umumnya pengetahuan petani masih sangat terbatas sehingga merapkan pola pertanian konvensional. “Saya lihat kalau upaya dan peran teman-teman PPL sudah bagus dan akan maksimal seandainya petani memanfaatkannya, tapi selama ini kan tak banyak petani yang mau mengikuti saran petugas lapangan,” katanya.
Menurutnya, untuk mengatasi persoalan kekeringan yang dialami petani, pemerintah harus mendorong pemanfaatan pompa air untuk mengairi lahan, namun bukan dari sumur tanah (akuifer), karena malah akan memerparah kekeringan yang terjadi. “Jangan sampai petani menggunakan pompa air dari sumur tanah atau yang digali, karena lebih membuat lahan menjadi kering, tapi harus memanfaatkan air yang ada di sungai atau bendungan dan sebagainya,” katanya.
Dikatakannya, sebenarnya banyak cara untuk mengatasi persoalan yang diharapi petani, salahsatunya menyesuaikan jenis tanaman dengan kondisi musim saat ini. Misalnya beralih dan menanam secara bergantian Palwija.
“Saya rasa tanaman sayur seperti kol biasa, bunga kol dan bayam merupakan tanaman yang bias dikembangkan saat ini. Hanya saja ke depan perlu ada regulasi khusus yang mengatur peran PPL agar optimal,” katanya. (BE.17)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.