Bima, Bimakini.com.- Bentrokan antarwarga Desa Dadibou, Desa Samili, dan Desa Kalampa Kecamatan Woha Kabupaten Bima, kembali muncul sekitar pukul 15.00 WITA, Kamis (18/10). Seperti sebelumnya, mereka saling serang di areal persawahan perbatasan Dadibou-Kalampa. Informasi yang dihimpun, empat warga diduga menjadi korban karena terkena panah. Namun, identitas mereka hingga Kamis malam belum berhasil diidentifikasi.
Pantauan Bimakini.com, warga dari dua desa itu terlibat saling serang. Mereka melengkapi diri menggunakan senjata tajam, panah, tombak dan juga senjata api rakitan. Bahkan, diduga ada yang menggunakan bom ikan karena sempat terdengar letusan besar menggema saat bentrok.
Selama aksi, terdengar belasan kali ledakan yang diduga suara senjata api rakitan. Meski diinstruksikan mundur, namun warga dari dua desa tetap maju dan saling serang. Anggota Kepolisian pun dilarang untuk masuk ke areal bentrok dan hanya mengamankan di sekitar lokasi.
Warga Desa Dadibou dibantu oleh beberapa warga desa sekitar terus merangsek. Mereka berusaha memukul mundur warga Kalampa. Di luar areal bentrok, ironisnya terdengar teriakan ibu-ibu yang bersorak menyemangati.
Hingga satu jam lamanya, empat warga dari dua pihak diinformasikan terkena panah. Meski begitu tidak ada yang mau mengalah. Hingga menjelang Magrib, bentrokan masih terjadi. Aparat Kepolisian yang berjaga dan mengimbau hanya ‘dianggap angin lalu’ oleh warga.
Meski adzan Magrib terdengar, warga masih terus saling serang. Sekitar pukul 17.48 WITA, anggota Kepolisian pun masuk ke areal bentrok dan membubarkan warga secara paksa. Meski sudah dibubarkan, mereka tidak mengindahkan permintaan pihak Kepolisian. Polisi pun akhirnya menarik diri.
Jumlah personel keamanan yang diturunkan diperkirakan 700 orang. Jumlah itu tergabung dari anggota Brimob dan Dalmas. Sayangnya, Karo Ops Polda NTB, Pudjiono, enggan dikonfirmasi soal itu.
Kapolres Bima Kabupaten, AKBP Dede Alamsyah, mengaku pengamanan di wilayah bentrokan terdiri dari Brimob sebanyak 4 pleton dari Mataram, 2 pleton dari Sumbawa, 1 pleton dari Dompu, 2 pleton dari Bima, sisanya anggota Dalmas. Hanya saja, saat itu Kapolres tidak bisa menjelaskan terlalu banyak karena sibuk dengan pengamanan. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
