Connect with us

Ketik yang Anda cari

Dari Redaksi

Kaum Muda

Sumpah Pemuda kembali menemukan momentumnya melalui peringatan pada Minggu 28 Oktober. Ada semacam nostalgia menapaktilasi sejarah kaum muda saat menggebrak panggung bangsa. Hari ini selayaknyalah kita merefleksi perjalanan bangsa ini dan seberapa jauh kaum muda memainkan peranannya. Memfokuskan perhatian kepada kaum muda sangatlah urgen karena mereka adalah kelompok dominan dan pelanjut estafet kepemimpinan.

Dalam dinamika NTB, pada pertengahan Oktober ini kita disuguhi fragmen konflik antarkampung dan seliweran provokasi melalui pesan layanan singkat (SMS) yang berupaya menggoyak kenyamanan wilayah. Aroma konflik antarkampung di Kabupaten Bima yang merenggut satu nyawa, setelah sebelumnya satu korban isu santet  terkapar tewas bersimbah darah. Selain itu, munculnya lima korban (di antaranya ada dibakar) di Pulau Lombok karena provokasi isu komplotan penculikan anak. Harus diakui, semuanya melibatkan kaum muda. Kemunculan kasus itu adalah “tsunami” di tengah kerukunan antarwarga, antaretnis, dan antarumat beragama di NTB yang selama ini terjaga.

Pada tingkat tertentu, kaum muda gagal membendung ego, emosi, dan hawa nafsu sehingga terbuai serta larut dalam zona konflik. Terbawa arus provokasi melalui teknologi. Kini saatnya “balik kanan, maju jalan” menggelorakan kembali semangat persatuan dan memverifikasi isu yang tidak jelas sumbernya.

Nah, melalui momentum Sumpah Pemuda, saatnya kaum muda NTB mengartikulasikan kembali trikomitmen untuk menjaga keutuhan dan persatuan. Tidak mudah terombang-ambing oleh provokasi tertentu. Disinyalir, ada pihak tertentu yang galau melihat kerukunan NTB yang terbina. Sumpah Pemuda harus dijadikan titik balik kesadaran.
Harus diingatkan, kaum muda jangan sampai terjebak, mengedepankan emosi saat menyikapi sesuatu. Pemuda mesti cerdas mengolah isu, karena kecerobohan sedikit saja bisa menjadi magnet yang menarik segala potensi merusak menyatu dalam satu titik, lalu meletus hingga memburamkan kanvas NTB. Arus provokasi yang ditelan mentah-mentah bisa menggubah panggung NTB berdarah-darah dan rusaknya harmoni.

Sekali lagi, Sumpah Pemuda merupakan momentum yang sangat tepat bagi kaum muda untuk merefleksi kritis makna kehadirannya. (*)                    

Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.

Click to comment
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari komentar bermuatan pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Advertisement

Berita Terkait

Politik

Bima, Bimakini.com.- Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Bima, menilai ada kevakuman kaderisasi politik. Figur yang tampil dalam Pilkada mengesankan tidak memberi ruang pada kader...

Peristiwa

KENAPA KNPI memilih bernyanyi, tidak diskusi untuk membangun komunikasi dengan kelompok muda di kampus? Ketua DPD KNPI Kota Bima, Dzul Amirulhaq, mengatakan diskusi, seminar,...

Dari Redaksi

Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Suatu momentum kebangkitan kaum muda dalam upayanya mengisi kemerdekaan. Kaum muda merupakan elemen penting bagi Negara...

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.com.-Sanggar seni tradisional Bima, Ncuhi Dara, bertekad menyiapkan generasi muda dalam hal kreasi bidang musik dan tari khas tradisional Bima pada umumnya....

Peristiwa

Kota Bima, Bimakini.com.- Sanggar seni tradisional Bima, Ncuhi Dara, bertekad menyiapkan generasi muda dalam hal kreasi bidang musik dan tari khas tradisional Bima pada...