Bima, Bimakini.com.-Penjagaan masih terus disiagakan di wilayah perbatasan dan areal persawahan Desa Dadibou dan Desa Kalampa Kecamatan Woha. Ketegangan antarwarga dua desa masih terlihat hingga Jumat (19/10) sore. Kedatangan Wakil Gubernur dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB belum sepenuhnya meredam suasana.
Wakil Gubernur, Ir. Badrul Munir, Jumat pagi bertemu dengan warga Kalampa dan sejumlah pihak untuk membahas upaya perdamaian. Kepala Kanwil Kemnag NTB diinformasikan bersilaturrahmi dan Jumatan bersama warga Samili untuk mengupayakan hal yang sama.
Namun, Sekitar pukul 16.15 WITA, ketegangan kembali terjadi. Ratusan warga terlihat keluar berangsur-angsur di areal persawahan karena masing-masing karena mendengar isu penyerangan.
Di Desa Dadibou, pergerakan warga menuju areal persawahan di wilayah perbatasan awalnya hanya sedikit, karena mereka hanya berkonsetrasi di dalam kampong. Namun, munculnya isu akan ada penyerangan menyebabkan warga bersiaga membawa senjata tajam menuju areal persawahan.
Kepolisian pun tidak mau kecolongan, mereka lebih sigap dan segera membuat barikade pertahanan untuk menghalau warga dua desa. Ratusan personel pun bersiaga menggunakan tameng dan seragam pelindung berusaha menghalau warga yang berkonsentrasi tidak satu titik.
Saat itu, sejumlah wartawan sempat dihalau oleh Polisi agar tidak terlalu dekat dan menunjukkan diri diluar kampung. Alasannya, karena kuatir akan ikut memancing reaksi warga di pihak lain karena dikira sasarannya.
Hingga menjelang Magrib, konsentrasi massa terpusat di sebelah utara persawahan dekat Desa Risa. Beberapa kali bunyi letusan mirip senjata api terdengar. Namun, belum bisa dipastikan kondisi bentrokan warga tersebut.
Aparat Kepolisian terus mengimbau warga agar tidak terprovokasi dan kembali ke rumah menggunakan pengeras suara. Mereka berkeliling dengan mobil hingga ke dalam persawahan.
Wakil Kepala Polres Bima Kabupaten, Kompol Hasripuddin, S.IK, mengaku warga kedua belah pihak sudah mulai tenang, meski sempat terjadi ketegangan, tetapi tidak seperti sebelumnya.
Pengamanan dari Kepolisian sore itu sebanyak 534 personel dari Brimob Mataram, Sumbawa dan Dompu, yang dibawah koordinasi (BKO) dan ditambah dari Bima. Dari satuan Dalmas juga ada tambahan dari Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu dan Kota Bima. “Penjagaan akan terus dilakukan hingga kondisi kembali kondusif,” terangnya di lokasi.
Mengenai korban akibat bentrokan pada Kamis lalu, dia mengaku belum bisa memastikan jumlahnya karena masih diidentifikasi.
Berkaitan banyaknya senjata api (Senpi) yang digunakan warga dalam bentrokan saat ini, katanya belum bisa diambil tindakan. Hal itu karena kondisi keamanan dinilai belum stabil dan dikuatirkan jika tindakan diambil saat ini justru akan memunculkan persoalan baru lagi.
“Kita tidak ingin niatnya mencegah malah menambah masalah lagi, jadi nanti kita lihat kondisi,” ujarnya. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.