Bima, Bimakini.com.-Pasukan Brigade Mobil (Brimob) yang mengamankan wilayah konflik di perbatasan Desa Kalampa dan Dadibou Kecamatan Woha Kabupaten Bima sebagian besar saat ini sudah ditarik. Penarikan itu karena kondisi dan situasi ketiga desa yang bertikai sudah membaik dan kondusif. Apalagi, upaya perdamaian sudah tercapai antarwarga.
Hal itu disampaikan Kepala Detasemen Brimob Pulau Sumbawa, AKBP Agustinus C. Lino, Senin (29/10) kepada Bimakini.com.
Penarikan pasukan, jelasnya, dilakukan sejak tanggal 26 Oktober lalu, diawali pasukan Brimob yang dibawah koordinasi (BKO) dari Mataram sebanyak 101 personel, menyusul tanggal 27 Oktober Brimob BKO dari Lombok Timur dan Lombok Tengah sebanyak 45 personel. Terakhir Brimob dari Sumbawa dan Dompu sebanyak 26 personel.
“Saat ini pasukan hanya terisisa 28 personel dari Brimob Subden 1 Den A Bima yang berjaga di SMPN 2 Woha,” terangnya saat menghadiri pertemuan islah warga tiga desa di Mapolres Bima Kabupaten.
Pengamanan pasukan itu, kata Agustinus, hanya dipusatkan pada satu titik saja, yakni SMPN 2 Woha karena kondisi sudah pulih. Itu pun hanya untuk mengantisipasi dan mengawasi perkembangan kondisi wilayah perbatasan.
Diakuinya, permintaan pengamanan dan banyaknya personel atas perintah Kapolres karena Brimob hanya bertugas apabila dimintai bantuan. Selain pengamanan terbuka itu, satu unit pasukannya dari Satuan Resmob juga tetap intensif bertugas, tetapi secara tertutup di wilayah Kota dan Kabupaten Bima. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.
