Kota Bima, Bimakini.com.- Kesurupan menimpa siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Kota Bima, sejak dua hari terakhir. Selasa (16/10) pagi, kesurupan terjadi saat proses belajar-mengajar dan menimpa belasan siswa. Rupanya, Senin pagi saat upacara bendera, sekitar 30 lebih siswa setempat menjadi korban. Pihak sekolah kelabakan menanganinya.
Semua korbannya perempuan. Kejadian itu baru pernah terjadi di sekolah itu dan menyebabkan proses belajar-mengajar terhenti.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, H. Marsi, S.Pd, menjelaskan kejadian itu berlangsung tiba-tiba. Awalnya, Senin lalu ketika upacara bendera beberapa siswa yang berdiri tiba-tiba berteriak histeris dan meronta. Pihak sekolah mencoba menenangkan mereka dan memisahkannya dari siswa lain.
Namun, ternyata teriakan beberapa siswa yang kerasukan awal memancing siswa lainnya. Satu per satu mereka mulai berteriak sehingga kegiatan belajar-mengajar terhenti. “Mereka yang kesurupan kita lokalisir dan tenangkan di dalam ruangan kelas dibantu sejumlah guru,” terangnya melalui telepon seluler, kemarin.
Semua siswa yang kesurupan, katanya, sempat diobati di sekolah, tetapi karena terus bertambah sehingga tidak mampu ditanggulangi. Mereka pun dipulangkan. Namun, ada beberapa siswa yang hingga jam pulang sekolah masih diobati para guru dibantu pihak luar yang dipanggil.
Pihak sekolah, ujarnya, merasa aneh melihat hal itu karena baru pernah terjadi, apalagi menimpa semua siswa perempuan. Begitu pun pada hari kedua terjadi sebelum proses kegiatan belajar di kelas. Kendati korban tidak sebanyak pada hari pertama, tetapi kegiatan belajar terganggu.
“Tadi sebenarnya hal itu sempat kita bahas saat rapat dengan Kepala Sekolah, tetapi usai rapat tiba-tiba terjadi lagi tanpa disangka,” jelasnya.
Penyebab kesurupan itu, lanjutnya, pihak sekolah belum bisa menyimpulkan. Hanya saja, dari informasi yang berkembang diduga karena pengaruh rehab bangunan ruang ketrampilan sehingga para penghuni gaib sudah tidak ada tempat tinggal lagi dan marah.
Dugaan lainnya, katanya, karena dua siswa yang baru pulang dari perkemahan di Lampe diikuti makhluk halus, karena dari keduanya lebih awal kerasukan. Selain itu, alasan yang cukup realistis yakni pengaruh banyaknya siswa yang belum sarapan sebelum ke sekolah sehingga kondisinya lemas.
Katanya, seandainya mengarah pada dugaan ketiga, pihak sekolah meminta orang tua senantiasa memerhatikan kondisi anaknya sebelum ke sekolah, terutama membiasakan sarapan. (BE.20)
Ikuti berita terkini dari Bimakini di Google News, klik di sini.